Calliandra
calothyrsus dapat beradaptasi pada berbagai lingkungan. Meskipun demikian, bila
menanam jenis ini, penting untuk menggunakan sumber benih yang telah diketahui
dapat tumbuh baik di lingkungan yang meyerupai lokasi penanaman. Selain itu,
bahan pertanaman harus memberikan jasa atau produk yang diinginkan seperti
pengendali erosi tanah, pohon peneduh, kayu bakar, dan hijauan ternak, atau
untuk produksi benih. Pengenalan sumber
benih yang baik untuk suatu lokasi penanaman, akan selalu menghasilkan
peningkatan daya tahan, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Perbanyakan
Pemilihan
Benih
Benih C.
calothyrsus lebih lemah daripada benih sebagian besar pohon dari suku
Leguminosae lainnya. Benih mungkin akan berkecambah dengan baik selama
pengujian, tetapi menghasilkan semai lemah yang tumbuh tidak baik di persemaian
atau di lapangan. Untuk menjamin kualitas yang tinggi, sebaiknya hanya benih
yang benar-benar sudah masak yang dikumpulkan Belilah benih dari sumber yang
terpercaya. Paling sedikit pemasok biji ini akan memberikan informasi darimana
benih dikumpulkan, jumlah pohon induk dimana benih dikumpulkan, dan tanggal
pengumpulannya. Untuk menjaga kualitas benih, simpanlah benih dalam kondisi
optimum – yaitu di dalam wadah tertutup di lemari pendingin pada suhu 4°C.
Perlakuan
Benih
Perlakuan
sederhana dapat mengatasi fungsi perlindungan kulit benih untuk mempercepat
perkecambahan. Memotong atau membuat lubang kecil menembus kulit benih
sebaiknya dilakukan terhadap benih dalam jumlah
kecil. Gunakan pisau atau pemotong kuku untuk
melakukannya. Setelah pemotongan,
rendam benih 12-24
jam sebelum disemaikan. Pemotongan ini tidak
praktis jika jumlah benih banyak. Sebagai gantinya, benih direndam dalam air
dingin selama sekitar 24 jam. Dengan kedua perlakukan sederhana
ini, benih perlu segera ditanam. Perendaman
benih di
dalam air panas selama 2-5 menit dan kemudian direndam dalam air
dingin selama 12-24 jam biasanya akan menghasilkan perkecambahan yang baik.
Namun perendaman dengan air terlalu panas dapat merusak benih. Ujilah perlakuan
dengan air panas ini dengan menggunakan contoh benih dalam jumlah kecil untuk
lama perendaman yang berbeda-beda sebelum dilakukan pada benih dalam jumlah
besar. Pelukaan benih secara mekanis (dengan semacam mesin penggiling) juga
telah digunakan untuk melukai benih dalam jumlah banyak secara cepat, tetapi
cara ini sering tidak konsisten dan bahkan merusak benih.
Inokulasi
Dengan Rhizobium
Seperti jenis
tumbuhan polong lainnya, C. calothyrsus dapat melakukan hubungan simbiosis
dengan bakteri yang ada di dalam tanah, yaitu Rhizobium spp. Pohon menyediakan
karbohidrat dan energi bagi bakteri rhizobia, dan rhizobia mengubah
nitrogen dari atmosfer di dalam tanah menjadi nitrogen yang dapat dimanfaatkan
oleh akar pohon. Proses ini dikenal sebagai penambatan nitrogen, yang berlangsung
pada bintil yang terbentuk di akar pohon. Ada
banyak galur Rhizobium yang terdapat di berbagai tipe tanah di seluruh dunia,
tetapi hanya galur tertentu saja yang
bersimbiosis dengan C. calothyrsus yang dapat berfungsi efektif untuk melakukan
pengikatan nitrogen. Mudah untuk mengetahui apakah galur Rhizobium secara alami
terdapat di dalam
tanah dapat mengikat nitrogen atau tidak. Lihat saja apakah akar pohon C.
calothyrsus memiliki bintil-bintil. Bintil akar mestinya banyak, dan kalau
dibuka di dalamnya berwarna merah atau merah-jambu. Jika bintil akar berwarna
hijau, Di daerah di mana C. calothyrsus merupakan tumbuhan asli atau sudah
mengalami naturalisasi untuk jangka waktu yang cukup lama, tanah memiliki galur
Rhizobium yang tepat. Akan tertapi, jika C. calothyrsus bukan tumbuhan yang
biasa di suatu tempat, atau jika tapaknya sudah mengalami degradasi,
kemungkinan tidak terdapat cukup Rhizobium yang sesuai untuk merangsang
penambatan nitrogen. Dalam situasi seperti ini, cara
yang terbaik adalah dengan memberi galur Rhizobium yang tepat pada benih atau
semai sehingga dapat merangsang penambatan nitrogen secara maksimum. Proses
ini dikenal sebagai inokulasi.
Untuk C. calothyrsus, suatu jaringan kerja yang bernama Nitrogen Fixation by
Tropical Agricultural Legumes (NifTAL) Center di Hawaii menyarankan untuk mencampur beberapa galur Rhizobium yang juga sesuai untuk Gliricidia sepium dan Leucaena leucocephala.
Inokulan
Rhizobium dapat dipesan dari Agroforester Tropical Seeds (Alamat disajikan pada
Lampiran C). Bila menggunakan atau menyimpan inokulan Rhizobium, perlu diingat
bahwa bakteri yang dikandungnya adalah hidup. Bakteri ini sangat peka terhadap
panas, pengeringan, pembekuan dan pembukaan terhadap sinar matahari. Jika tidak
segera digunakan, inokulan sebaiknya ditutup dengan rapat dan disimpan di
tempat yang lembab, dingin dan gelap. Sebaiknya inokulan tidak dibekukan. Ikuti
aturan pakai dan penyimpanan yang diberikan oleh pemasok.
Inokulan
Rhizobium sebaiknya juga diberikan secara langsung pada benih C. calothyrsus
segera sebelum penanaman dilakukan. Setelah benih direndam, siram dengan
larutan perekat untuk memastikan inokulan menempel pada benih. NifTAL Center
(Keyser 1990) menyarankan untuk menaruh benih di dalam kantung plastik atau
ember dan siram dengan larutan lem Arab, gula atau minyak goreng. Baik dengan cara
melarutkan 40 g lem arab dalam 100 ml air panas lalu dibiarkan
mendingin, atau dengan melarutkan 1 bagian gula ke dalam 9 bagian air.
Campur 2 ml salah satu dari kedua
larutan ini atau 2 ml minyak goreng dengan 100 g biji, lalu kocok atau aduk
sampai benih tertutup merata. Kemudian tambahkan 5 mg inokulan dan aduk atau
kocok lagi sampai semua benih terlapis merata. Biarkan benih yang diinokulasi
mengering selama 10 menit untuk mengurangi kelekatan, dan segera tanam. Jangan
simpan benih yang telah diinokulasi karena bakteri Rhizobium-nya akan mati.
Semai juga dapat
diinokulasi di tempat persemaian. Campurkan inokulan di dalam air dingin, dan
sirami semai dengan campuran itu. Campuran tetap diaduk atau dikocok, dan sirami sampai semua inokulan terbawa kedalam
daerah perakaran. Satu kantung inokulan seberat 50 g cukup untuk menginokulasi 10.000 semai.
Inokulasi
Dengan Mikoriza
Calliandra
calothyrsus juga bersimbiosis dengan vesicular-arbuscular mycorrhizae (VAM).
Jamur ini tidak lasak dan hidup di dalam lapisan organik tanah. Tumbuh dalam
serabut yang keluar dari akar pohon, mikoriza memperluas permukaan akar
sehingga meningkatkan jangkauan terhadap kelembaban dan hara tanah. Hubungan
simbiosis ini sangat penting pada lingkungan yang kering dan pada tanah yang
kandungan haranya sangat rendah, seperti tanah masam, dan tanah yang kekurangan
fosfor. Cara yang terbaik untuk menjamin agar C. calothyrsus memperoleh manfaat
dari simbiosis dengan VAM adalah dengan menginokulasi pohonnya dengan mikoriza yang tepat.
Cara yang paling
umum untuk menginokulasi VAM adalah dengan mengambil lapisan tanah organik di
bawah pohon C. calothyrsus yang sehat dan mencampurnya dengan tanah di
persemaian dengan takaran 5 sampai 10 persen volume tanah. Cara ini paling
praktis untuk persemaian skala kecil atau persemaian milik masyarakat, dan kebanyakan
akan barhasil untuk menginokulasi
semai dengan Rhizobium (lihat penjelasan di atas) dan mikoriza.
Kelemahan cara
ini adalah kemungkinan masuknya penyakit dari tanah ke persemaian. Perlakuan
tanah dengan air panas atau larutan kimia sebaiknya jangan dilakukan karena
akan mematikan mikoriza.
Produksi
Di Persemaian
Penanaman benih
di persemaian sebaiknya dilakukan langsung di dalam kantong plastik. Ukuran lembaran kantung ini bervariasi dari 5
x 15 cm sampai 15 x 25 cm, dan di bagian bawahnya harus ada lubang untuk
mengalirkan air. Pilihan ukuran kantung ditentukan ukuran semai yang
diinginkan: jika semai berukuran besar yang diinginkan, gunakan kantung yang
besar. Semai berukuran besar akan lebih kuat bersaing di lapangan dan
memerlukan lebih sedikit perawatan setelah penanaman dibandingkan semai
berukuran kecil. Sebaliknya, semai berukuran kecil lebih mudah dan lebih murah
untuk ditanam dan diangkut.
Isilah wadah
semai dengan campuran media semai yang subur beberapa hari sebelum penanaman
dilakukan. Campuran media semai yang baik terdiri dari tiga bagian tanah, satu
bagian pasir dan satu bagian kompos. Seperti diuraikan di atas, jika tanah dari
bawah pohon C. calothyrsus yang sudah dewasa ikut dicampurkan, tanah ini akan
menyediakan Rhizobium dan mikoriza
yang sesuai, sehingga inokulasi dengan Rhizobium komersial tidak diperlukan.
Tanah, pasir dan kompos harus dicampur merata. Kompos harus sudah terlapuk
sempurna (matang), pupuk kandang yang belum matang dapat menyebarkan penyakit.
Campuran tanah ini sebaiknya memiliki pH 5,5-7,5. Isilah kantung dengan
campuran ini, dan padatkan untuk menutup semua kantung udara. Untuk
memantapkan, siramlah sampai air menetes dari lubang di dasar kantung.
Semaikan benih
yang sudah diberi perlakuan untuk merangsang perkecambahan (dan jika perlu)
lakukan inokulasi dengan rhizobium.
Lubang taman dapat diisi dengan campuran media semai atau pasir. Siram wadah
setiap hari. Perkecambahan akan terjadi dalam waktu 4-10 hari. Jika kualitas
benih baik dan diperkirakan tingkat perkecambahan tinggi, semaikan satu biji di dalam satu kantung. Jika diperkirakan
tingkat perkecambahan rendah, tanam dua biji dalam satu kantung. Jika kedua
biji berkecambah, pindahkan salah satunya ke dalam kantung yang kosong.
Kecambah yang lemah atau cacat sebaiknya dibuang.
Sirami semai
satu atau dua kali sehari sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Air
siraman sebaiknya meresap hingga dasar kantung dan mengalir bebas. Permukaan
tanah sebaiknya juga sudah kering sebelum penyiraman dilakukan lagi. Berikan
naungan 50 persen untuk kecambah dan semai selama bulan pertama atau selama
setengah periode waktu tanaman berada di persemaian. Kemudian, secara bertahap
kurangi naungan untuk memperkuat semai sebelum dipindahkan ke lapangan. Di
banyak tempat, semai siap dipindahkan setelah 6 sampai 12 minggu berada di
persemaian. Tinggi semai bervariasi dari 15 sampai 50 cm. Informasi tentang
teknik pengelolaan persemaian dapat dilihat dalam Evans (1982), Jackson (1989),
dan Liegel dan Venator (1987).
Penyemaian
Langsung
Calliandra
calothyrsus juga dapat disemaikan secara langsung di lokasi penanaman. Akan
tetapi, semai yang dihasilkan akan lebih rentan terhadap kondisi iklim yang
ekstrim daripada semai yang ditanam di persemaian. Karena itu, untuk penyemaian
secara langsung digunakan benih berkualitas baik. Benih perlu diberi perlakukan
seperti di persemaian, dan ditanam pada kedalaman yang sama dengan lebarnya.
Jarak antara benih ditentukan oleh tujuan penanamannya.
Pertumbuhan
kecambah dan semai agak lambat dan rentan terhadap persaingan dengan tumbuhan
lainnya. Karena itu lokasi penanaman harus disiapkan sebaik-baiknya sebelum
benih ditanam. Semua tumbuhan pesaing harus dibersihkan, termasuk
akarnya, pada jarak 40-50 cm dari tempat
penanaman benih. Pembersihan dapat dilakukan
secara manual, mekanis atau secara kimia. Kendalikan vegetasi pesaing sampai
tanaman tumbuh dengan baik. Pemantapan
dan pertumbuhan pohon juga dapat ditingkatkan dengan cara menggemburkan tanah
di lokasi penanaman. Pengolahan tanah sangat bermanfaat khususnya untuk
tanah-tanah berat dengan daya peresapan air yang buruk.
Stump
Calliandra
calothyrsus juga dapat diperbanyak dengan stump dari semai atau anakan. Buatlah
potongan pada semai yang berumur
4-12 bulan. Stump yang berasal dari semai yang lebih tua umumnya menunjukkan
pertumbuhan dan kebugaran yang tidak
begitu baik. Pilih semai yang sehat dan lurus. Tingginya mungkin sudah mencapai
1 meter dengan diamater leher akar 1-2 cm. Keluarkan
semai tersebut dari persemaian atau dari tanah hutan. Potonglah
batangnya setinggi 10 sampai 30 cm di atas bagian leher akar, lalu buang
semua daun yang tersisa. Potong ujung akar akar 10 sampai 20 cm di bawah leher
akar. Tingkat keberhasilan paling tinggi
dicapai jika penanaman stump segera dilakukan, tetapi bisa juga disimpan sampai
satu minggu di tempat yang sejuk, kering dan teduh. Stump sebaiknya ditanam
sehingga leher akar tertutup permukaan tanah. Stump sangat rentan terhadap
kekeringan sehingga penanaman sebaiknya dilakuan pada awal musim hujan.
Keberhasilan penanaman dengan cara ini tidak akan sebaik penanaman dari semai
yang di dalam polibag, tetapi cara ini baik untuk memanfaatkan semai yang sudah
terlalu lama berada di persemaian.
Perbanyakan
Vegetatif
Calliandra
calothyrsus dapat diperbanyak secara vegetatif dari semai muda yang sukulen
atau dari tunas akar. Siapkan kotak perbanyakan yang kedap udara, yang disebut
“poly- propagator,” dengan cara melapisi dasar dan dindingnya dengan plastik,
di bagian dasar ditambahkan lapisan kerikil, kerikil yang lebih kecil pada
lapisan kedua, pasir pada lapiasan ketiga, serta campuran pasir dan serbuk
gergajian pada lapisan paling atas. Setiap lapisan tingginya 3-5 cm.
Poly-propagator kedap udara hanya kehilangan sedikit kelembapan, tetapi media
tanam perlu disiram sehingga kelembaban dapat dipertahankan 80%.
Ambil batang
dari semai muda atau tunas akar di pagi hari, dan segera pindahkan ke tempat
perbanyakan. Batang yang sukulen sangat rentan terhadap kekeringan. Penundaan
lebih dari 1- 2 jam akan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Potong
batang menjadi bagian-bagian kecil (stek), panjangnya 5-7 cm, masing-masing
memiliki dua sampai tiga helai daun. Tanam stek ini ke dalam poly-propagator dengan
jarak 5 x 5 cm sampai 10 x 10 cm. Biarkan di dalam poly-propagator selama satu
bulan, dan semprot dengan air setiap 2-3 hari. Kemudian pindahkan stek yang
tumbuh ke dalam
kantung plastik persemaian, berikan naungan selama satu minggu
dan secara bertahap kurangi naungan sehingga
terkena sinar matahari secara penuh. Setelah pemindahan ke
dalam kantung plastik, stek perlu dirawat di persemaian sedikitnya dua bulan
sebelum dipindahkan ke lapangan. Longman (1993) menguraikan cara perbanyakan
ini secara rinci.
Meskipun cukup
mudah dan bermanfaat, cara ini memerlukan tambahan waktu satu bulan untuk produksi bibit,
menambah pekerjaan , dan tidak dikenal secara luas. Di banyak tempat, cara ini tidak dianjurkan. Akan tetapi, jika
pronvenans C. calothyrsus yang unggul telah diketahui, perbanyakan dengan cara
ini mungkin sesuai untuk proyek pemuliaan pohon. Selain itu juga bermanfaat di
tempat di mana produksi benih C. calothyrsus terbatas.
Memindahkan
Semai
Pindahkan semai
ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan dua sampai empat minggu sebelumnya.
Buat lubang dengan lebar sedikitnya 25 cm dan kedalaman 25 cm, gemburkan tanah,
dan kemudian kembalikan ke dalam lubang. Sebelum menanam, sobeklah satu sisi
kantung plastik dan pindahkan semai dengan hati-hati tanpa mengganggu gumpalan
tanah pada akarnya. Jika akar mengelilingi gumpalan tanah potonglah di
kedua sisi menggunakan pisau yang bersih dan tajam. Dengan demikian akarnya
tidak tumbuh menggumpal setelah dipindahkan.
Letakkan setiap
semai di tengah lubang tanam. Bagian atas gumpalan tanahnya harus sama tinggi
dengan permukaan tanah. Padatkan tanah yang longgar di sekitar semai dengan
hati- hati sehingga semai berdiri tegak.
Jika penguapan air tanah merupakan masalah, tutuplah permukaan tanah di sekitar
semai dengan mulsa. Pastikan bahwa mulsa ini tidak mengandung biji gulma.
Perawatan
Pohon
Semua tanaman
muda C. calothyrsus menunjukkan pertumbuhan yang lambat pada awalnya, apa pun
cara tanam yang diterapkan. Selama periode ini, tanaman sangat rentan terhadap
persaingan dengan tumbuhan lain untuk mendapatkan sinar matahari, kelembaban
dan hara tanah. Jenis rumput yang cepat tumbuh seperti Bothriochloa petusa
(rumput perak), Bracharia mutica, dan Panicum maximum, memiliki perakaran yang
sangat padat di permukaan tanah dan
merupakan pesaing kuat bagi semai yang masih muda. Persaingan seperti ini harus
dikendalikan supaya semai C. calothyrsus dapat tumbuh dengan baik. Secara umum
semua tumbuhan yang berada pada jarak 40-50 cm dari semai perlu dibersihkan
setiap tiga bulan.
Sumber :
Stewart, J.
Mulawarman, J.M. Roshetko dan M.H. Powell. 2001. Produksi dan pemanfaatan kaliandra
(Calliandra calothyrsus): Pedoman
lapang. International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), Bogor,
Indonesia dan Winrock International, Arkansas, AS. 63 halaman.
Tidak ada komentar:
Write comments