Penanaman Kaliandra ( Seri 3 )


Calliandra calothyrsus dapat beradaptasi pada berbagai lingkungan. Meskipun demikian, bila menanam jenis ini, penting untuk menggunakan sumber benih yang telah diketahui dapat tumbuh baik di lingkungan yang meyerupai lokasi penanaman. Selain itu, bahan pertanaman harus memberikan jasa atau produk yang diinginkan seperti pengendali erosi tanah, pohon peneduh, kayu bakar, dan hijauan ternak, atau untuk produksi benih. Pengenalan sumber  benih yang baik untuk suatu lokasi penanaman, akan selalu menghasilkan peningkatan daya tahan, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.


Perbanyakan
Pemilihan Benih
Benih C. calothyrsus lebih lemah daripada benih sebagian besar pohon dari suku Leguminosae lainnya. Benih mungkin akan berkecambah dengan baik selama pengujian, tetapi menghasilkan semai lemah yang tumbuh tidak baik di persemaian atau di lapangan. Untuk menjamin kualitas yang tinggi, sebaiknya hanya benih yang benar-benar sudah masak yang dikumpulkan Belilah benih dari sumber yang terpercaya. Paling sedikit pemasok biji ini akan memberikan informasi darimana benih dikumpulkan, jumlah pohon induk dimana benih dikumpulkan, dan tanggal pengumpulannya. Untuk menjaga kualitas benih, simpanlah benih dalam kondisi optimum – yaitu di dalam wadah tertutup di lemari pendingin pada suhu 4°C.

Perlakuan Benih
Perlakuan sederhana dapat mengatasi fungsi perlindungan kulit benih untuk mempercepat perkecambahan. Memotong atau membuat lubang kecil menembus kulit benih sebaiknya dilakukan terhadap benih dalam jumlah kecil. Gunakan pisau atau pemotong kuku untuk melakukannya.   Setelah   pemotongan,   rendam            benih   12-24   jam sebelum disemaikan. Pemotongan ini tidak praktis jika jumlah benih banyak. Sebagai gantinya, benih direndam dalam air dingin selama sekitar 24 jam. Dengan kedua perlakukan sederhana ini, benih perlu segera ditanam. Perendaman benih di
dalam air panas selama 2-5 menit dan kemudian direndam dalam air dingin selama 12-24 jam biasanya akan menghasilkan perkecambahan yang baik. Namun perendaman dengan air terlalu panas dapat merusak benih. Ujilah perlakuan dengan air panas ini dengan menggunakan contoh benih dalam jumlah kecil untuk lama perendaman yang berbeda-beda sebelum dilakukan pada benih dalam jumlah besar. Pelukaan benih secara mekanis (dengan semacam mesin penggiling) juga telah digunakan untuk melukai benih dalam jumlah banyak secara cepat, tetapi cara ini sering tidak konsisten dan bahkan merusak benih.

Inokulasi Dengan Rhizobium
Seperti jenis tumbuhan polong lainnya, C. calothyrsus dapat melakukan hubungan simbiosis dengan bakteri yang ada di dalam tanah, yaitu Rhizobium spp. Pohon  menyediakan  karbohidrat dan energi bagi bakteri rhizobia, dan rhizobia mengubah nitrogen dari atmosfer di dalam tanah menjadi nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh akar pohon. Proses ini dikenal sebagai penambatan nitrogen, yang berlangsung pada bintil yang terbentuk di akar pohon. Ada banyak galur Rhizobium yang terdapat di berbagai tipe tanah di seluruh dunia, tetapi  hanya galur tertentu saja yang bersimbiosis dengan C. calothyrsus yang dapat berfungsi efektif untuk melakukan pengikatan nitrogen. Mudah untuk mengetahui apakah galur  Rhizobium secara alami
terdapat di dalam tanah dapat mengikat nitrogen atau tidak. Lihat saja apakah akar pohon C. calothyrsus memiliki bintil-bintil. Bintil akar mestinya banyak, dan kalau dibuka di dalamnya berwarna merah atau merah-jambu. Jika bintil akar berwarna hijau, Di daerah di mana C. calothyrsus merupakan tumbuhan asli atau sudah mengalami naturalisasi untuk jangka waktu yang cukup lama, tanah memiliki galur Rhizobium yang tepat. Akan tertapi, jika C. calothyrsus bukan tumbuhan yang biasa di suatu tempat, atau jika tapaknya sudah mengalami degradasi, kemungkinan tidak terdapat cukup Rhizobium yang sesuai untuk merangsang penambatan nitrogen. Dalam situasi seperti ini, cara yang terbaik adalah dengan memberi galur Rhizobium yang tepat pada benih atau semai sehingga dapat merangsang penambatan nitrogen secara maksimum.  Proses  ini  dikenal sebagai inokulasi. Untuk C. calothyrsus, suatu jaringan kerja yang bernama Nitrogen Fixation by Tropical Agricultural Legumes (NifTAL)
Center di Hawaii menyarankan untuk mencampur beberapa galur Rhizobium yang juga sesuai untuk Gliricidia sepium dan Leucaena  leucocephala.

Inokulan Rhizobium dapat dipesan dari Agroforester Tropical Seeds (Alamat disajikan pada Lampiran C). Bila menggunakan atau menyimpan inokulan Rhizobium, perlu diingat bahwa bakteri yang dikandungnya adalah hidup. Bakteri ini sangat peka terhadap panas, pengeringan, pembekuan dan pembukaan terhadap sinar matahari. Jika tidak segera digunakan, inokulan sebaiknya ditutup dengan rapat dan disimpan di tempat yang lembab, dingin dan gelap. Sebaiknya inokulan tidak dibekukan. Ikuti aturan pakai dan penyimpanan yang diberikan oleh pemasok.

Inokulan Rhizobium sebaiknya juga diberikan secara langsung pada benih C. calothyrsus segera sebelum penanaman dilakukan. Setelah benih direndam, siram dengan larutan perekat untuk memastikan inokulan menempel pada benih. NifTAL Center (Keyser 1990) menyarankan untuk menaruh benih di dalam kantung plastik atau ember dan siram dengan larutan lem Arab, gula atau minyak goreng. Baik dengan cara melarutkan 40 g lem arab dalam 100 ml air panas lalu dibiarkan mendingin, atau dengan melarutkan 1 bagian gula ke dalam 9 bagian air. Campur  2 ml salah satu dari kedua larutan ini atau 2 ml minyak goreng dengan 100 g biji, lalu kocok atau aduk sampai benih tertutup merata. Kemudian tambahkan 5 mg inokulan dan aduk atau kocok lagi sampai semua benih terlapis merata. Biarkan benih yang diinokulasi mengering selama 10 menit untuk mengurangi kelekatan, dan segera tanam. Jangan simpan benih yang telah diinokulasi karena bakteri Rhizobium-nya akan mati.

Semai juga dapat diinokulasi di tempat persemaian. Campurkan inokulan di dalam air dingin, dan sirami semai dengan campuran itu. Campuran tetap diaduk atau dikocok, dan  sirami sampai semua inokulan terbawa kedalam daerah perakaran. Satu kantung inokulan seberat 50   g cukup untuk menginokulasi 10.000 semai.

Inokulasi Dengan Mikoriza
Calliandra calothyrsus juga bersimbiosis dengan vesicular-arbuscular mycorrhizae (VAM). Jamur ini tidak lasak dan hidup di dalam lapisan organik tanah. Tumbuh dalam serabut yang keluar dari akar pohon, mikoriza memperluas permukaan akar sehingga meningkatkan jangkauan terhadap kelembaban dan hara tanah. Hubungan simbiosis ini sangat penting pada lingkungan yang kering dan pada tanah yang kandungan haranya sangat rendah, seperti tanah masam, dan tanah yang kekurangan fosfor. Cara yang terbaik untuk menjamin agar C. calothyrsus memperoleh manfaat dari simbiosis dengan VAM adalah dengan menginokulasi  pohonnya dengan mikoriza yang tepat.

Cara yang paling umum untuk menginokulasi VAM adalah dengan mengambil lapisan tanah organik di bawah pohon C. calothyrsus yang sehat dan mencampurnya dengan tanah di persemaian dengan takaran 5 sampai 10 persen volume tanah. Cara ini paling praktis untuk persemaian skala kecil atau persemaian milik masyarakat, dan  kebanyakan  akan  barhasil untuk menginokulasi semai dengan Rhizobium (lihat penjelasan di atas) dan mikoriza.

Kelemahan cara ini adalah kemungkinan masuknya penyakit dari tanah ke persemaian. Perlakuan tanah dengan air panas atau larutan kimia sebaiknya jangan dilakukan karena akan mematikan mikoriza.

Produksi Di Persemaian
Penanaman benih di persemaian sebaiknya dilakukan langsung di dalam kantong plastik.  Ukuran lembaran kantung ini bervariasi dari 5 x 15 cm sampai 15 x 25 cm, dan di bagian bawahnya harus ada lubang untuk mengalirkan air. Pilihan ukuran kantung ditentukan ukuran semai yang diinginkan: jika semai berukuran besar yang diinginkan, gunakan kantung yang besar. Semai berukuran besar akan lebih kuat bersaing di lapangan dan memerlukan lebih sedikit perawatan setelah penanaman dibandingkan semai berukuran kecil. Sebaliknya, semai berukuran kecil lebih mudah dan lebih murah untuk ditanam dan diangkut.

Isilah wadah semai dengan campuran media semai yang subur beberapa hari sebelum penanaman dilakukan. Campuran media semai yang baik terdiri dari tiga bagian tanah, satu bagian pasir dan satu bagian kompos. Seperti diuraikan di atas, jika tanah dari bawah pohon C. calothyrsus yang sudah dewasa ikut dicampurkan, tanah ini akan menyediakan Rhizobium dan mikoriza yang sesuai, sehingga inokulasi dengan Rhizobium komersial tidak diperlukan. Tanah, pasir dan kompos harus dicampur merata. Kompos harus sudah terlapuk sempurna (matang), pupuk kandang yang belum matang dapat menyebarkan penyakit. Campuran tanah ini sebaiknya memiliki pH 5,5-7,5. Isilah kantung dengan campuran ini, dan padatkan untuk menutup semua kantung udara. Untuk memantapkan, siramlah sampai air menetes dari lubang di dasar kantung.

Semaikan benih yang sudah diberi perlakuan untuk merangsang perkecambahan (dan jika perlu) lakukan inokulasi dengan rhizobium. Lubang taman dapat diisi dengan campuran media semai atau pasir. Siram wadah setiap hari. Perkecambahan akan terjadi dalam waktu 4-10 hari. Jika kualitas benih baik dan diperkirakan tingkat perkecambahan tinggi, semaikan satu biji di dalam satu kantung. Jika diperkirakan tingkat perkecambahan rendah, tanam dua biji dalam satu kantung. Jika kedua biji berkecambah, pindahkan salah satunya ke dalam kantung yang kosong. Kecambah yang lemah atau cacat sebaiknya dibuang.

Sirami semai satu atau dua kali sehari sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Air siraman sebaiknya meresap hingga dasar kantung dan mengalir bebas. Permukaan tanah sebaiknya juga sudah kering sebelum penyiraman dilakukan lagi. Berikan naungan 50 persen untuk kecambah dan semai selama bulan pertama atau selama setengah periode waktu tanaman berada di persemaian. Kemudian, secara bertahap kurangi naungan untuk memperkuat semai sebelum dipindahkan ke lapangan. Di banyak tempat, semai siap dipindahkan setelah 6 sampai 12 minggu berada di persemaian. Tinggi semai bervariasi dari 15 sampai 50 cm. Informasi tentang teknik pengelolaan persemaian dapat dilihat dalam Evans (1982), Jackson (1989), dan Liegel dan Venator (1987).

Penyemaian Langsung
Calliandra calothyrsus juga dapat disemaikan secara langsung di lokasi penanaman. Akan tetapi, semai yang dihasilkan akan lebih rentan terhadap kondisi iklim yang ekstrim daripada semai yang ditanam di persemaian. Karena itu, untuk penyemaian secara langsung digunakan benih berkualitas baik. Benih perlu diberi perlakukan seperti di persemaian, dan ditanam pada kedalaman yang sama dengan lebarnya. Jarak antara benih ditentukan oleh tujuan penanamannya.

Pertumbuhan kecambah dan semai agak lambat dan rentan terhadap persaingan dengan tumbuhan lainnya. Karena itu lokasi penanaman harus disiapkan sebaik-baiknya  sebelum  benih ditanam. Semua tumbuhan pesaing harus dibersihkan, termasuk akarnya, pada jarak 40-50 cm dari tempat
penanaman benih. Pembersihan dapat dilakukan secara manual, mekanis atau secara kimia. Kendalikan vegetasi pesaing sampai tanaman  tumbuh dengan baik. Pemantapan dan pertumbuhan pohon juga dapat ditingkatkan dengan cara menggemburkan tanah di lokasi penanaman. Pengolahan tanah sangat bermanfaat khususnya untuk tanah-tanah berat dengan daya peresapan air yang buruk.

Stump
Calliandra calothyrsus juga dapat diperbanyak dengan stump dari semai atau anakan. Buatlah potongan pada semai yang  berumur 4-12 bulan. Stump yang berasal dari semai yang lebih tua umumnya menunjukkan pertumbuhan dan kebugaran yang  tidak begitu baik. Pilih semai yang sehat dan lurus. Tingginya mungkin sudah mencapai 1 meter dengan diamater leher akar 1-2 cm. Keluarkan semai tersebut dari persemaian atau dari tanah hutan.  Potonglah  batangnya setinggi 10 sampai 30 cm di atas bagian leher akar, lalu buang semua daun yang tersisa. Potong ujung akar akar 10 sampai 20 cm di bawah leher akar. Tingkat keberhasilan paling  tinggi dicapai jika penanaman stump segera dilakukan, tetapi bisa juga disimpan sampai satu minggu di tempat yang sejuk, kering dan teduh. Stump sebaiknya ditanam sehingga leher akar tertutup permukaan tanah. Stump sangat rentan terhadap kekeringan sehingga penanaman sebaiknya dilakuan pada awal musim hujan. Keberhasilan penanaman dengan cara ini tidak akan sebaik penanaman dari semai yang di dalam polibag, tetapi cara ini baik untuk memanfaatkan semai yang sudah terlalu lama berada di persemaian.


Perbanyakan Vegetatif
Calliandra calothyrsus dapat diperbanyak secara vegetatif dari semai muda yang sukulen atau dari tunas akar. Siapkan kotak perbanyakan yang kedap udara, yang disebut “poly- propagator,” dengan cara melapisi dasar dan dindingnya dengan plastik, di bagian dasar ditambahkan lapisan kerikil, kerikil yang lebih kecil pada lapisan kedua, pasir pada lapiasan ketiga, serta campuran pasir dan serbuk gergajian pada lapisan paling atas. Setiap lapisan tingginya 3-5 cm. Poly-propagator kedap udara hanya kehilangan sedikit kelembapan, tetapi media tanam perlu disiram sehingga kelembaban dapat dipertahankan 80%.

Ambil batang dari semai muda atau tunas akar di pagi hari, dan segera pindahkan ke tempat perbanyakan. Batang yang sukulen sangat rentan terhadap kekeringan. Penundaan lebih dari 1- 2 jam akan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Potong batang menjadi bagian-bagian kecil (stek), panjangnya 5-7 cm, masing-masing memiliki dua sampai tiga helai daun. Tanam stek ini ke dalam poly-propagator dengan jarak 5 x 5 cm sampai 10 x 10 cm. Biarkan di dalam poly-propagator selama satu bulan, dan semprot dengan air setiap 2-3 hari. Kemudian pindahkan stek yang tumbuh ke dalam
kantung plastik persemaian, berikan naungan selama satu minggu dan secara bertahap kurangi naungan  sehingga  terkena  sinar matahari secara penuh. Setelah pemindahan ke dalam kantung plastik, stek perlu dirawat di persemaian sedikitnya dua bulan sebelum dipindahkan ke lapangan. Longman (1993) menguraikan cara perbanyakan ini secara rinci.

Meskipun cukup mudah dan bermanfaat, cara ini memerlukan tambahan  waktu satu bulan untuk produksi bibit, menambah pekerjaan , dan tidak dikenal secara luas. Di banyak tempat, cara ini tidak dianjurkan. Akan tetapi, jika pronvenans C. calothyrsus yang unggul telah diketahui, perbanyakan dengan cara ini mungkin sesuai untuk proyek pemuliaan pohon. Selain itu juga bermanfaat di tempat di mana produksi benih C. calothyrsus terbatas.

Memindahkan Semai
Pindahkan semai ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan dua sampai empat minggu sebelumnya. Buat lubang dengan lebar sedikitnya 25 cm dan kedalaman 25 cm, gemburkan tanah, dan kemudian kembalikan ke dalam lubang. Sebelum menanam, sobeklah satu sisi kantung plastik dan pindahkan semai dengan hati-hati tanpa mengganggu  gumpalan  tanah pada akarnya. Jika akar mengelilingi gumpalan tanah potonglah di kedua sisi menggunakan pisau yang bersih dan tajam. Dengan demikian akarnya tidak tumbuh menggumpal setelah dipindahkan.

Letakkan setiap semai di tengah lubang tanam. Bagian atas gumpalan tanahnya harus sama tinggi dengan permukaan tanah. Padatkan tanah yang longgar di sekitar semai dengan hati-  hati sehingga semai berdiri tegak. Jika penguapan air tanah merupakan masalah, tutuplah permukaan tanah di sekitar semai dengan mulsa. Pastikan bahwa mulsa ini tidak mengandung biji gulma.

Perawatan Pohon
Semua tanaman muda C. calothyrsus menunjukkan pertumbuhan yang lambat pada awalnya, apa pun cara tanam yang diterapkan. Selama periode ini, tanaman sangat rentan terhadap persaingan dengan tumbuhan lain untuk mendapatkan sinar matahari, kelembaban dan hara tanah. Jenis rumput yang cepat tumbuh seperti Bothriochloa petusa (rumput perak), Bracharia mutica, dan Panicum maximum, memiliki perakaran yang sangat padat di permukaan tanah  dan merupakan pesaing kuat bagi semai yang masih muda. Persaingan seperti ini harus dikendalikan supaya semai C. calothyrsus dapat tumbuh dengan baik. Secara umum semua tumbuhan yang berada pada jarak 40-50 cm dari semai perlu dibersihkan setiap tiga bulan.

Sumber :
Stewart, J. Mulawarman, J.M. Roshetko dan M.H. Powell. 2001. Produksi dan pemanfaatan kaliandra (Calliandra calothyrsus): Pedoman lapang. International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), Bogor, Indonesia dan Winrock International, Arkansas, AS. 63 halaman.


Tidak ada komentar:
Write comments