Pengumpulan dan Produksi Benih Kaliandra ( Seri 2 )


Ciri-Ciri Pembungaan Dan Pembuahan
Di banyak tempat, Calliandra calothyrsus dapat berbunga sepanjang tahun, namun jenis ini biasanya mengalami masa puncak berbunga tiga bulan sebelum awal musim kemarau. Kuncup bunga berada dalam tandan bunga dan mekar dari pangkal ke arah ujungnya. Masing-masing bunga biasanya mekar sekitar pukul 16.00, dan tetap mekar hanya selama semalam saja, dan esok harinya akan layu. Setiap tandan bunga dapat berbunga antara 90-120 hari. C. calothyrsus bersifat andromonecious, yaitu menghasilkan bunga jantan, bunga betina, atau berkelamin ganda. Bunga  jantan tidak memiliki bagian yang dimiliki oleh bunga  betina  (ovari,  stile atau tangkai putik, dan stigma atau kepala putik) dan tidak pernah menghasilkan buah. Setelah bunga dibuahi, buah yang matang dan biji akan berkembang selama sekitar 90 hari. Tanaman ini selalu menghasilkan bunga yang lebih banyak daripada buahnya: nisbah antara buah dan bunga 1:20 umum terjadi.

Penyerbukan
Calliandra calothyrsus kawin antar individu secara acak tetapi juga melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan jenis dilakukan oleh kelelawar (Chiroptera) dan ngengat (Sphingidae). Penyerbuk yang paling efisien adalah kelelawar kecil pemakan nektar dari sub-suku Glossophaginae (kalong dari Dunia Baru) dan Macroglossinae (kalong dari Dunia Lama), tetapi kalong pemakan buah lainnya juga merupakan penyerbuk yang efisien. Kelelawar menyerbuki bunga C. calothyrsus dengan terbang di atas bunga-bunga selama satu atau dua detik. Kelelawar ini memasukkan lidahnya yang panjang ke dalam pangkal bunga untuk mengambil nektarnya. Kelelawar yang lebih besar kadang juga mendarat di atas tandan bunga, yang tentu saja akan melengkung karena berat tubuh kelelawar yang sedang mengambil nektarnya. Kelelawar kecil pemakan serangga cenderung terbang mencari makan dalam jarak yang dekat (kurang dari 600m), tetapi kelelawar pemakan buah yang lebih besar terbang dalam jarak yang lebih jauh (sampai 50 km) untuk mencari makan.

Produksi Benih
Di sebaran alaminya, C. calothyrsus umumnya membentuk populasi kecil yang terpencar di sekitar sungai-sungai dan tempat-tempat yang vegetasinya telah mengalami gangguan. Akibatnya, produksi benih sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Variasi ini mungkin disebabkan oleh sifat genetisnya (populasi tertentu memang secara genetis merupakan penghasil benih yang lebih baik daripada
populasi lainnya), atau mungkin sebagai akibat faktor-faktor lingkungan seperti kondisi iklim atau jenis penyerbuknya. C. calothyrsus menghasilkan benih lebih sedikit daripada jenis-jenis pohon serbaguna lainnya, seperti Leucaena spp. atau Gliricidia sepium, dan dikenal hanya menghasilkan sedikit benih, baik  di tempat tumbuh aslinya maupun di tempat-tempat di mana jenis ini ditanam sebagai jenis eksotis.

Pengumpulan Benih, Pengolahan dan Penyimpanan
Bila mengumpulkan benih C. calothyrsus di sebaran alaminya atau di tegakan yang sudah ternaturalisasi, polongnya harus dikumpulkan dari pohon-pohon yang jarak tanamnya cukup seragam dan terpencar di dalam populasi. Untuk mencegah pemilihan benih dari  individu pohon yang berkerabat pengambilan lebih dari satu pohon contoh dalam tegakan  C. calothyrsus yang rapat perlu dihindari. Pengumpulan polong juga perlu dilakukan dari semua posisi tajuk pohon. Polong C. calothyrsus berwarna coklat tua dan kering bila telah siap untuk dikumpulkan, dan masing-masing berisi lima sampai delapan benih. Suatu pohon mungkin memiliki cabang yang berisi polong pada berbagai tahap kematangan, sehingga polong yang sudah masak dapat dikumpulkan dari pohon yang sama selama empat sampai enam minggu.

Polong merekah secara explosif dan dapat menebarkan benih yang matang beberapa meter jauhnya dari pohon. Benih dapat dikumpulkan dengan meletakkan tikar di bawah dan di sekitar pohon yang memiliki polong masak, pengambilan benih dari polong yang merekah dapat dilakukan setiap hari. Atau cara lain adalah dengan memetik polong yang merekah dari pohon dan membiarkannya kering oleh sinar matahari, kemudian menyaringnya dengan jaring untuk mengambil benihnya. Benih juga dapat diambil dengan tangan, tetapi harus kering dan keras untuk memastikan perkecambahan dan daya tumbuh yang baik. Setelah dikumpulkan dan diekstraksi, idealnya benih disimpan di dalam wadah kedap udara di dalam lemari pendingin pada suhu 4°C. Jika disimpan seperti ini, benih C. calothyrsus dapat mempertahankan daya tumbuhnya paling sedikit selama lima tahun. Jika benih akan ditanam segera setelah dikumpulkan, maka harus disimpan dalam tas kain, atau kaleng kedap udara di tempat yang dingin dan kering sehingga terlindung dari hama dan penyakit.

Kebun Benih
Benih C. calothyrsus dalam jumlah yang banyak  umumnya hanya dikumpulkan dari populasi alami atau dari tegakan yang telah mengalami naturalisasi. Kebun-kebun benih provenans C. calothyrsus, misalnya San Ramón (Nikaragua) dan Patulul (Guatemala) dewasa ini sudah dikembangkan di sebaran alaminya dan di tempat lain untuk menghasilkan benih yang diketahui dan dikehendaki sifatnya, seperti tingkat produksi kayu atau kualitas daun sebagai hijauan ternak.
Kebun benih di tempat tersebut sebaiknya ditanam di lokasi yang terisolasi, sehingga mengurangi risiko terjadinya penyerbukan dengan sumber benih yang belum terseleksi, dan sebaiknya dikelola untuk menghasilkan biji yang banyak, sering dan mudah dipanen. Saat ini penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan kebun benih C. calothyrsus masih sedikit sekali, namun beberapa saran berikut ini dapat diikuti:

  1. Kebun benih sebaiknya dikembangkan di lokasi yang cukup seragam, mudah dijangkau dan cukup aman.
  2. Kebun benih sebaiknya terletak agak jauh dari pohon C. calothyrsus lain, jaraknya paling sedikit 2 km untuk memastikan agar pohon di kebun benih tidak terkontaminasi oleh serbuk sari dari luar.
  3. Kebun benih dapat memiliki beberapa kemungkinan rancangan asalkan binatang penyerbuknya dapat menjangkau bunga dengan mudah sehingga memungkinkan produksi benih yang banyak. Rancangan mungkin berupa penanaman dengan jarak yang lebar seperti 3 x 3 m, atau menanam dengan jarak antar baris yang lebar, misalnya 2 x 8 m.
  4. Jika memungkinkan, pilihlah lokasi yang subur, atau lakukan pemupukan tanah sebelum penanaman untuk mendorong produksi bunga yang hermaprodit.
  5. Bangunlah areal produksi benih dari sumber benih yang sifat genetisnya beragam.
  6. Untuk mempertahankan keragaman genetis biji yang dihasilkan, harus ditanam sedikitnya 30 pohon benih dan dikumpulkan dari semua pohon.
  7. Pemangkasan berulang dapat digunakan sebagai salah satu teknik pengelolaan untuk meningkatkan produksi benih dan memudahkan pengumpulan benih.
  8. Pembungaan yang lebih awal di kebun benih tidak selalu menjamin hasil panen benih yang baik dalam tahun pertama, tetapi produksi benih selanjutnya dapat diharapkan akan meningkat.


Benih Dari Pohon Di Kebun Petani
Petani mungkin ingin menghasilkan benih dalam jumlah kecil untuk digunakan di lahan pertanian mereka sendiri. Mereka mungkin tidak memiliki lahan yang cukup untuk membuat kebun benih
sendiri; dengan demikian cara dan letak penanaman pohon penghasil benih dapat dilakukan dengan memanfaatkan pohon C. calothyrsus yang sudah ada di lahan petani. Misalnya, beberapa pohon yang ada di dalam tanaman pagar dapat dibiarkan tidak ditebang sehingga dapat menghasilkan benih. Pohon penghasil benih ini dapat digunakan sebagai  pagar di sekeliling kebun petani, atau sebagai batas untuk petak lahan tertentu. Selain itu, C.

Sumber :
Stewart, J. Mulawarman, J.M. Roshetko dan M.H. Powell. 2001. Produksi dan pemanfaatan kaliandra (Calliandra calothyrsus): Pedoman lapang. International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), Bogor, Indonesia dan Winrock International, Arkansas, AS. 63 halaman.

Tidak ada komentar:
Write comments