Perhatian terhadap hama dan
penyakit pada tumbuhan polong berkayu dulu didominasi oleh hama kutu loncat
(Heteropsylla cubana). Hama telah menyebar secara luas sehingga lamtoro
(Leucaena leucocephala) banyak mengalami kerusakan dan merusak reputasinya sebagai
pohon yang sangat bermanfaat untuk wanatani. Akan tetapi ada juga dampak lain
yang penting, yaitu sebagai pelajaran bagi pewanatani akan bahaya serangan hama
dan peringatan yang tepat waktunya untuk mempertimbangkan jenis-jenis pohon
lain. Secara teori pengalaman ini memperingkatkan para pewanatani dan pihak
lain tentang kemungkinan terjadinya masalah- masalah serupa pada tanaman polong
berkayu lainnya seperti Calliandra, namun kenyataannya, masih sedikit sekali
penelitian ataupun survai umum yang dilakukan.
Dalam prakteknya, kebijakan para
pewanatani adalah ’menunggu dan melihat’ sebelum mengerahkan sumber daya untuk
menaggapi bahaya serangan hama yang ada. Kebijakan ini sering menyulitkan pakar
hama, yang sering harus mencoba untuk mengendalikan masalah hama atau penyakit
yang sudah terlanjur berkembang. Namun alternatif untuk memiliki staf peneliti
tetap mungkin tidak diperlukan sesuai dengan keseluruhan resiko yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit pada
Calliandra calothyrsus atau jenis pohon lainnya yang mirip.
Ada beberapa ahli hama yang
berpengalaman di bidang kesehatan pohon, istilah yang digunakan untuk menjelaskan berbagai studi
yang meliputi segala penyebab penyakit dan penyembuhannya. Ketiadaan ahli
mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan jika lebih banyak pewanatani mengetahui
berbagai gejala yang terjadi di pohon, khususnya pada pohon yang tidak memiliki
asosiasi hama yang jelas. Pewanatani menghadapi suatu masalah diagnosis yang
pelik, dan mungkin salah satu yang tidak sepenuhnya dipahami. Mengapa? Karena
pengenalan dan interpretasi gejala penyakit pada pohon sulit dilakukan.
Penyakit akar dan infeksi sistemik pada pohon oleh jamur, virus dan fitoplasma
sering memperlihatkan gejala luar yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab
atau mempunyai gejala yang tidak terlihat oleh para tani umum.
Contoh berikut menggambarkan
kesulitan-kesulitan ini. Penyakit daun kerdil pada gamal, akibat infeksi fitoplasma sistemik,
menunjukkan gejala luar yang mirip dengan pengaruh faktor abiotik, seperti genangan
air atau tanah yang jelek. Ini merupakan alasan yang selama ini digunakan untuk
menjelaskan gejala yang tidak khas seperti mati pucuk. Penyakit daun kerdil
memang akhirnya menyebabkan mati pucuk tetapi juga menunjukkan gejala awal yang
khas, seperti daun kerdil dan menyimpang yang muncul di bagian tertentu pada
tajuk. Penampakan ini tidak dianggap sebagai gejala yang penting jika diamati
secara terpisah, sampai pohon tersebut diamati oleh ahli hama.
Bagian ini diawali dengan suatu
pengantar yang agak umum dan panjang karena perlu ditekankan bahwa pernyataan
apapun tentang hama dan penyakit Calliandra dan ’kesehatan’ marga ini sangat
bergantung pada kedalaman pewanatani meneliti masalahnya dan
kemampuan mereka untuk mengenalinya. Bahan pustaka dan pengalaman
pribadi pewanatani menunjukkan bahwa hanya ada sedikit masalah serius yang
menimpa jenis yang popular ini. Tidak ada alasan untuk meragukan penilaian ini,
tetapi ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: gejala yang tidak
diketahui tidak akan dilaporkan; dan kecenderungan untuk menyatakan faktor
abiotik sebagai penyebab gejala yang tidak khas dapat mengabaikan kemungkinan
serangan hama.
Ada satu pengecualian penting
atas komentar umum mengenai tidak dilaporkannya gejala- gejala yang tidak
diketahui seperti witches brooms atau kesalahan pengenalan gejala yang tidak
khas. Kehadiran serangga berwarna cerah yang mencolok dan sangat banyak mungkin
menjuruskan ke berbagai asumsi yang salah mengenai dampak yang ditimbulkannya.
Umumnya daftar serangga yang mendatangi tumbuhan dan pohon jauh lebih panjang
daripada daftar jamur, sehingga menimbulkan kesan yang salah bahwa serangga
merupakan hama yang lebih umum dan merusak. Kutu loncat pada lamtoro dan banyak
pustaka menunjukkan dampak serangga ini terhadap wanatani, namun pada saat yang
sama harus diberi lebih banyak perhatian pada hama-hama lain seperti
fitoplasma, virus dan nematoda yang lebih sulit dipantau tetapi mungkin sama
atau bahkan lebih merusak.
Tidak ada komentar:
Write comments