Hama dan Penyakit Kaliandra ( Seri 6 )


Perhatian terhadap hama dan penyakit pada tumbuhan polong berkayu dulu didominasi oleh hama kutu loncat (Heteropsylla cubana). Hama telah menyebar secara luas sehingga lamtoro (Leucaena leucocephala) banyak mengalami kerusakan dan merusak reputasinya sebagai pohon yang sangat bermanfaat untuk wanatani. Akan tetapi ada juga dampak lain yang penting, yaitu sebagai pelajaran bagi pewanatani akan bahaya serangan hama dan peringatan yang tepat waktunya untuk mempertimbangkan jenis-jenis pohon lain. Secara teori pengalaman ini memperingkatkan para pewanatani dan pihak lain tentang kemungkinan terjadinya masalah- masalah serupa pada tanaman polong berkayu lainnya seperti Calliandra, namun kenyataannya, masih sedikit sekali penelitian ataupun survai umum yang dilakukan.  
Dalam prakteknya, kebijakan para pewanatani adalah ’menunggu dan melihat’ sebelum mengerahkan sumber daya untuk menaggapi bahaya serangan hama yang ada. Kebijakan ini sering menyulitkan pakar hama, yang sering harus mencoba untuk mengendalikan masalah hama atau penyakit yang sudah terlanjur berkembang. Namun alternatif untuk memiliki staf peneliti tetap mungkin tidak diperlukan sesuai dengan keseluruhan resiko yang  ditimbulkan oleh hama dan penyakit pada Calliandra calothyrsus atau jenis pohon lainnya yang mirip.
Ada beberapa ahli hama yang berpengalaman di bidang kesehatan pohon, istilah yang  digunakan untuk menjelaskan berbagai studi yang meliputi segala penyebab penyakit dan penyembuhannya. Ketiadaan ahli mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan jika lebih banyak pewanatani mengetahui berbagai gejala yang terjadi di pohon, khususnya pada pohon yang tidak memiliki asosiasi hama yang jelas. Pewanatani menghadapi suatu masalah diagnosis yang pelik, dan mungkin salah satu yang tidak sepenuhnya dipahami. Mengapa? Karena pengenalan dan interpretasi gejala penyakit pada pohon sulit dilakukan. Penyakit akar dan infeksi sistemik pada pohon oleh jamur, virus dan fitoplasma sering memperlihatkan gejala luar yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab atau mempunyai gejala yang tidak terlihat oleh para tani umum.
Contoh berikut menggambarkan kesulitan-kesulitan ini. Penyakit daun kerdil pada  gamal, akibat infeksi fitoplasma sistemik, menunjukkan gejala luar yang mirip dengan pengaruh faktor abiotik, seperti genangan air atau tanah yang jelek. Ini merupakan alasan yang selama ini digunakan untuk menjelaskan gejala yang tidak khas seperti mati pucuk. Penyakit daun kerdil memang akhirnya menyebabkan mati pucuk tetapi juga menunjukkan gejala awal yang khas, seperti daun kerdil dan menyimpang yang muncul di bagian tertentu pada tajuk. Penampakan ini tidak dianggap sebagai gejala yang penting jika diamati secara terpisah, sampai pohon tersebut diamati oleh ahli hama.
Bagian ini diawali dengan suatu pengantar yang agak umum dan panjang karena perlu ditekankan bahwa pernyataan apapun tentang hama dan penyakit Calliandra dan ’kesehatan’ marga ini sangat bergantung pada kedalaman pewanatani meneliti masalahnya  dan  kemampuan mereka untuk mengenalinya. Bahan pustaka dan pengalaman pribadi pewanatani menunjukkan bahwa hanya ada sedikit masalah serius yang menimpa jenis yang popular ini. Tidak ada alasan untuk meragukan penilaian ini, tetapi ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: gejala yang tidak diketahui tidak akan dilaporkan; dan kecenderungan untuk menyatakan faktor abiotik sebagai penyebab gejala yang tidak khas dapat mengabaikan kemungkinan serangan hama.

Ada satu pengecualian penting atas komentar umum mengenai tidak dilaporkannya gejala- gejala yang tidak diketahui seperti witches brooms atau kesalahan pengenalan gejala yang tidak khas. Kehadiran serangga berwarna cerah yang mencolok dan sangat banyak mungkin menjuruskan ke berbagai asumsi yang salah mengenai dampak yang ditimbulkannya. Umumnya daftar serangga yang mendatangi tumbuhan dan pohon jauh lebih panjang daripada daftar jamur, sehingga menimbulkan kesan yang salah bahwa serangga merupakan hama yang lebih umum dan merusak. Kutu loncat pada lamtoro dan banyak pustaka menunjukkan dampak serangga ini terhadap wanatani, namun pada saat yang sama harus diberi lebih banyak perhatian pada hama-hama lain seperti fitoplasma, virus dan nematoda yang lebih sulit dipantau tetapi mungkin sama atau bahkan lebih merusak.

Tidak ada komentar:
Write comments