MENGENAL PAKAN SERTA MENGGIATKAN KELINCI SEBAGAI TERNAK POTENSIAL

        Kelinci, hampir semua orang suka dengan hewan yang satu ini, selain bentuknya lucu, warnanya pun beragam. Kelinci saat ini tidak hanya dikembangbiakkan untuk kebutuhan daging saja, akan tetapi untuk kegemaran atau hobi dimana kelinci jenis hias tentunya menjadi pilihan utama. Ada banyak sekali jenis kelinci yang bisa dikembangkan baik untuk kebutuhan pedaging maupun hias.
    Jenis kelinci hias diantaranya Anggora, Himalaya, Dutch, English Lop, Flemish Giant, Frenc Lop, Netherland Dwarf, Holland Lop, American Fuzzy Lop, Lokal. Adapun beberapa jenis kelinci pedaging diantaranya New Zealand, Rambon, Flemish Giant, Rex. Saat ini adapula kelinci persilangan yaitu Hyla dan Hycole yang dikembangbiakkan oleh Balai Penelitian Ternak Bogor dengan induk berasal dari China dan Perancis. Hasil persilangan kedua jenis kelinci tersebut menghasilkan kelinci Hybrit.
        Kabupaten Blitar memang bukanlah sentra penghasil kelinci sebagaimana penghasil telur ayam ras, namun demikian kelinci bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat Kabupaten Blitar untuk di budidayakan. Masyarakat yang melakukan budidaya kelinci baik untuk hias maupun sebagai kelinci pedaging sebenarnya sudah cukup banyak setidaknya dalam dua dekade terakhir. Akan tetapi pola manajemen pemeliharaan khususnya pakan masih tergolong tradisional, sehingga perkembangan perkelincian tidak bisa optimal. Disamping itu budidaya kelinci saat itu sebagian besar dilakukan masih sebagai usaha sampingan yang hasilnya juga belum terlalu menjanjikan.
        Seiring berjalannya waktu, pengetahuan tentang perkelincian semakin bertambah apalagi dengan semakin mudahnya jaringan internet dan era media sosial yang semakin memudahkan untuk mencari informasi tentang kelinci. Akhirnya muncul kembali banyak peternak-peternak lama dan baru yang tertarik dengan budidaya kelinci. Peternak-peternak lama pun juga tidak mau kalah dengan generasi milenial, mereka pun juga mengikuti perkembangan budidaya kelinci baik pedaging maupun hias melalui internet dan media sosial.
        Gairah untuk Kembali mempopulerkan kelinci ditengah masyarakat tentunya tidak bisa berjalan mulus begitu saja, banyak sekali tantangan dan hambatan yang dialami para pembudidaya kelinci. Beberapa hambatan diantaranya adalah : ketersediaan bibit yang unggul dan memiliki silsilah yang jelas. Untuk mendapatkan bibit ataupun indukan dengan kualitas unggul serta memiliki silsilah yang jelas bagi peternak kelinci di kabupaten Blitar tidaklah mudah, apalagi bagi peternak pemula. Harga bibit ataupun induk dengan kualitas bagus serta bersilsilah tentunya lebih mahal dibandingkan dengan yang biasa. Proses mendapatkannya pun terkadang harus memesan terlebih dahulu ke daerah lain.
        Hambatan lainnya adalah sebagian besar para peternak kelinci ini merupakan suatu komunitas yang belum memiliki legalitas, sehingga menyulitkan untuk mengakses bantuan dari pemerintah. Kondisi tersebut dikarenakan para peternak kelinci ini tidak banyak jumlahnya dalam satu desa atau kecamatan. Pemasaran untuk di wilayah Kabupaten Blitar pun belum mampu menyerap semua hasil produk budidaya kelinci karena memang produk hasil budidaya kelinci belum terlalu popular bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Blitar, sehingga para pedagang pun akhirnya memilih untuk mengirim ke luar wilayah misalnya ke wilayah Batu maupun Malang.
        Komunitas kelinci yang ada saat ini nampaknya mulai berusaha untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan tersebut diantaranya dengan mencari bibit ataupun indukan dari luar daerah yang kemudian dikembangbiakkan bersama komunitasnya. Mereka juga mulai sering berkomunikasi dengan pemerintah daerah agar mendapatkan pembinaan dan bimbingan serta bantuan untuk mengembangkan ternak kelinci di Kabupaten Blitar. Membuat produk olahan hasil budidaya kelinci serta lebih gencar melakukan promosi baik dengan mengikuti berbagai even maupun melalui media sosial agar ternak serta produk hasil budiaya kelinci lebih dikenal oleh masyarakat.
        Pemerintah Kabupaten Blitar pun melalui Dinas Peternakan dan Perikanan juga melakukan pembinaan kepada para peternak kelinci dengan memberikan pelatihan dengan mendatangkan narasumber pelaku pembudidaya kelinci asal Kota Batu serta akademisi dari Universitas Brawijaya. Disamping itu juga mendatangkan indukan kelinci agar dapat dikembangbiakkan oleh peternak sehingga menjadi pamacu bagi para peternakan kelinci yang mulai bergairah untuk terus mengembangkan ternak kelinci di Kabupaten Blitar.
        Upaya Kembali menggairahkan ternak kelinci tentunya tidak cukup sampai disitu saja, akan tetapi pembinaan yang berkelanjutan serta monitoring hasil pelatihan yang telah dilakukan penting terus dilakukan agar perkembangan budidaya kelinci di Kabupaten Blitar bisa diketahui serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi disa segera diselesaikan. Upaya ini tentunya membutuhkan komunikasi serta kerjasama dari semua pihak terutama para pelaku ternak kelinci serta pemerintah daerah agar menjadikan ternak kelinci sebagai salah satu ternak unggulan di Kabupaten Blitar. Tidak menutup kemungkinan pula dengan budidaya kelinci menjadikan salah satu mata pencaharian yang dapat diandalkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup.
        Adapun SNI pakan untuk ternak Kelinci Sebagai Berikut :

PAKAN KELINCI

AIR

 

( % )

ABU

 

( % )

Maks

PROTEIN KASAR

( % )

Min

LEMAK

KASAR

( % )

Min

SERAT

KASAR

( % )

Maks

Ca

 

( % )

 

P

 

( % )

 

-  Pertumbuhan atau Muda/PK1

12,00

14,00

16,00

2,00

Min 14,00

Min 0,50

Min 0,40

-  Pemeliharaan atau Dewasa/PK2

12,00

14,00

15,00

2,00

Min 14,00

Min 0,80

Min 0,50

-  Bunting dan Menyusui/PK3

12,00

14,00

18,00

2,00

Min 12,00

Min 0,80

Min 0,60


















Penulis 
Priya Anugera S, S.Pt
NIP. 19820221 201101 1 009
Pengawas Mutu Pakan Ternak Ahli 
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar
Priya Anugera S, S.Pt

Tidak ada komentar:
Write comments