CARA MEMBELI BAHAN PAKAN/PAKAN DENGAN HARGA YANG SESUAI

Kebutuhan akan bahan pakan/pakan menjadi penentu timbulnya bervariasi bahan pakan/pakan yang beredar di kalangan peternak. Banyak peternak atau pelaku usaha bidang peternakan kurang memahami pentinggnya mempertimbangkan harga dalam membeli bahan pakan/pakan. Ada kalanya bahan pakan itu terlalu populer atau di sukai peternak, berubah menjadi mahal dan peternak masih tetap membelinya. 


Faktor yang paling mempengaruhi produkstifitas adalah asupan energi. Konsumsi ternak masih bisa di berikan dengan kadar protein rendah 7%, asalkan memiliki tingkat energi yang cukup, sehingga perlu juga mempertimbangkan beberapa aspek untuk membeli bahan pakan/pakan agar menjaga produksi dan keberlangsungan usaha peternakan.

Pembelian Bahan Pakan/Pakan terbaik adalah pembelian yang memberikan nilai terbaik berdasarkan harga. Untuk menentukan kita harus menghitung biaya pakan per unit nutrisi yang disediakan. Ketika memberi konsumsi ternak dengan pakan dengan membeli untuk pemeliharaan, kita perlu menghitung biaya per unit energi yang dapat dimetabolisasikan (ME) dengan melihat Gross Energinya (GE). Selain itu kita juga harus menghitung biaya per unit proteinnya.

Saat membeli pakan ternak, mendapatkan informasi yang jelas dapat mempengaruhi keputusan untuk membeli. Dalam kenyataannya harga ini sering menyesatkan, untuk memahami harga per kg, kita harus memperhitungkan Kadar Air, Gross Energi dan Protein Kasar dalam Bahan Pakan/Pakan. Kadar Air dihitung dengan menentukan persentase bahan kering, dan konsentrasi GE dinyatakan sebagai calori per gram bahan kering (cal/gr). Konsentrasi Gross Energi berbanding terbalik dengan kandungan serat pakan; misalnya, pakan berserat seperti jerami berkualitas rendah memiliki nilai GE rendah, sedangkan jagung, rendah serat dan tinggi pati, memiliki GE tinggi.

Sebagai seorang pelaku usaha peternakan menggunakan informasi tentang konsentrasi % Bahan Kering (%BK), GE untuk menghitung satuan biaya energi dan  PK untuk menghitung satuan biaya protein dan itu mencerminkan nilai bahan pakan/pakan terhadap harga sesungguhnya. Perhitungan berikut menunjukkan bagaimana membandingkan efektivitas biaya dua bahan pakan (jagung dan bekatul) sebagai pakan:

Jagung ( harga/kg Rp 5700'-, BK 90%, dan GE 3890 cal/gram)
Pertama, tentukan biaya per kilogram bahan kering. Kita harus mengkonversi biaya per kg dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Biaya per kg BK : (5700x 100)÷90 = Rp. 6.333,-
Kedua, tentukan GE berdasarkan Bahan Kering. Kita harus mengkonversi GE asfeed dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Gross Energi BK : (3890 x 100)÷90 = 4.322 cal/gram
Ketiga, untuk menentukan biaya per unit energi kita harus membagi biaya per kilogram bahan kering (ditentukan di atas) dengan konsentrasi energi pakan.
Biaya energi = Rp.6.333,-/kg ÷ 4.322 cal/gram = Rp. 1,47 cal/gram

Bekatul ( harga/kg Rp 4000'-, BK 90%, dan GE 4373 cal/gram)
Pertama, tentukan biaya per kilogram bahan kering. Kita harus mengkonversi biaya per kg dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Biaya per kg BK : (4000 x 100)÷90 = Rp. 4.444,-
Kedua, tentukan GE berdasarkan Bahan Kering. Kita harus mengkonversi GE asfeed dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Gross Energi BK : (4373 x 100)÷90 = 4.858 cal/gram
Ketiga, untuk menentukan biaya per unit energi kita harus membagi biaya per kilogram bahan kering (ditentukan di atas) dengan konsentrasi energi pakan.
Biaya energi = Rp. 4.444,-/kg ÷ 4.858 cal/gram = Rp. 0,91 cal/gram

Pada biaya energi di atas menggambarkan harga jagung lebih mahal di bandingkan dengan harga bekatul (dengan kandungan bahan kering yang sama), sehingga bila hanya memperhitungkan energi saja maka lebih baik menggunakan bekatul dari pada jagung. Maka dari pada itu perlunya juga membandingkan bahan-bahan yang merupakan sumber energi untuk di hitung berapa biaya energinya. Selain itu biaya energi akan menjadi semakin meningkat bila kandungan bahan kering dalam bahan pakan/pakan semakin rendah.

Menentukan nilai protein kasar dalam bahan pakan/pakan merupakan strategi yang bagus dalam hal pembelian bahan pakan /pakan untuk menyeimbangkan asupan sumber protein bagi ternak. Dengan menilai nilai protein kasar akan lebih menguntungkan dan menghindari dari pemalsuan dalam hal keputusan membeli atau tidak suatu bahan pakan/pakan. Memilih bahan pakan/pakan pertama-tama tentukan biaya per kilogram protein kasar yang disediakan. Untuk menentukan biaya protein, pertama-tama kita perlu menentukan biaya per kilogram bahan kering seperti sebelumnya, dan kemudian membagi nilai itu dengan persentase protein kasar (PK) dan kalikan dengan 100. Contoh perhitungan untuk biaya protein BKK, CGM, dan Bungkil Klenteng sebagai sumber protein.

BKK (Bungkil Kedelai) ( harga/kg Rp 6500'-, BK 90%, dan PK 45%)
Pertama, tentukan biaya per kilogram bahan kering. Kita harus mengkonversi biaya per kg dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Biaya per kg BK : (6500x 100)÷90 = Rp. 7.222,-
Kedua, tentukan PK berdasarkan Bahan Kering. Kita harus mengkonversi PK asfeed dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
PK dalam BK : (45 x 100)÷90 = 50%
Ketiga, untuk menentukan biaya per unit protein kita harus membagi biaya per kilogram bahan kering (ditentukan di atas) dengan konsentrasi protein pakan.
Biaya protein = Rp.7.222,-/kg ÷ 50% = Rp. 144,44 per % protein

CGM (Corn Glutein Meal) ( harga/kg Rp 8500'-, BK 90%, dan PK 60%)
Pertama, tentukan biaya per kilogram bahan kering. Kita harus mengkonversi biaya per kg dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Biaya per kg BK : (8500x 100)÷90 = Rp. 9.444,-
Kedua, tentukan PK berdasarkan Bahan Kering. Kita harus mengkonversi PK asfeed dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
PK dalam BK : (60 x 100)÷90 = 66,67%
Ketiga, untuk menentukan biaya per unit protein kita harus membagi biaya per kilogram bahan kering (ditentukan di atas) dengan konsentrasi protein pakan.
Biaya protein = Rp.9.444,-/kg ÷ 66,67% = Rp. 141,65 per % protein

Bungkil Klenteng ( harga/kg Rp 2.900'-, BK 90%, dan PK 25%)
Pertama, tentukan biaya per kilogram bahan kering. Kita harus mengkonversi biaya per kg dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Biaya per kg BK : (2.900x 100)÷90 = Rp. 3.222,-
Kedua, tentukan PK berdasarkan Bahan Kering. Kita harus mengkonversi PK asfeed dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
PK dalam BK : (25 x 100)÷90 = 27,78%
Ketiga, untuk menentukan biaya per unit protein kita harus membagi biaya per kilogram bahan kering (ditentukan di atas) dengan konsentrasi protein pakan.
Biaya protein = Rp.3.222,-/kg ÷ 27,78% = Rp. 115,98 per % protein

Pada biaya protein di atas menggambarkan harga bungkil kedelai lebih mahal di bandingkan dengan harga CGM dan bungkil klenteng (dengan kandungan bahan kering yang sama). Maka dari pada itu perlunya juga membandingkan bahan-bahan yang merupakan sumber protein untuk di hitung berapa biaya proteinnya. Selain itu biaya proteinnya akan menjadi semakin meningkat bila kandungan bahan kering dalam bahan pakan/pakan semakin rendah.

Ada beberapa kasus yang beredar di Kabupaten Blitar pelaku usaha terkecoh dengan harga murah dengan penampakan bahan pakan yang bagus menurut peternak baik, contoh beberapa bahan pakan yang perlu di waspadai di antaranya Tepung Ikan, Bungkil Kacang, Limbah Agar-agar (dipalsukan untuk bekatul), abu sawit, abu kedelai dll. Sebagai ilustrasi saya gambarkan untuk Limbah Agar-agar yang di palsukan untuk bahan pakan bekatul (bentuk bagus seperti bekatul halus bila di giling lembut).

Limbah Agar-agar ( harga/kg Rp 1.500'-, BK 90%, dan PK 2%)
Pertama, tentukan biaya per kilogram bahan kering. Kita harus mengkonversi biaya per kg dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
Biaya per kg BK : (1.500x 100)÷90 = Rp. 1.666,-
Kedua, tentukan PK berdasarkan Bahan Kering. Kita harus mengkonversi PK asfeed dengan mengkalikan 100% dan kemudian membaginya dengan persentase bahan kering:
PK dalam BK : (2 x 100)÷90 = 2,22%
Ketiga, untuk menentukan biaya per unit protein kita harus membagi biaya per kilogram bahan kering (ditentukan di atas) dengan konsentrasi protein pakan.
Biaya protein = Rp.1.666,-/kg ÷ 2,22% = Rp. 750,45 per % protein

Jadi harganya terlalu mahal sehingga perlu di waspadai. PETERNAK YANG CERDAS AKAN MENGUJIKAN BAHAN PAKAN YANG AKAN DI BELINYA AGAR TERHINDAR DARI KERUGIAN.
Penulis 
Priya Anugera S, S.Pt
NIP. 19820221 201101 1 009
Pengawas Mutu Pakan Ternak Ahli 
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar

Tidak ada komentar:
Write comments