Oleh :
SUTIAH, S.Pi
Pengawas Perikanan Muda
Kabupaten Blitar adalah salah satu
Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Blitar saat ini
termasuk ke dalam salah satu destinasi wisata yang paling diminati dan banyak
dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun manca negara karena di sini banyak
sekali terdapat tempat wisata yang menarik. Selain itu juga dikarenakan Blitar
memiliki beragam kuliner yang khas. Salah
satu kuliner yang menarik para wisatawan yang berkunjung ke Blitar adalah aneka
olahan ikan uceng.
Ikan
uceng (Nemacheilus faciatus)
merupakan salah satu jenis ikan lokal Kabupaten Blitar. Dimana ikan tersebut banyak
hidup di air tawar yang terdapat hampir di seluruh sungai dengan kondisi air
yang jernih dan mengalir dengan substrat berpasir. Di kalangan masyarakat
Kabupaten Blitar ikan ini sangat terkenal dengan nilai ekonomisnya yang tinggi
karena permintaan pasar yang terus meningkat sedangkan selama ini masih
mengandalkan hasil tangkapan dari alam.
Klasifikasi
dan morfologi ikan uceng dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Nemacheilidae
Genus : Nemacheilus
Spesies : Nemacheilus
faciatus
(Bleeker, 1863)
Nama lokal :
Ikan Uceng
Habitat :
Sungai Air Deras
Deskripsi :
Bentuk tubuh kecil memanjang, memiliki garis-garis kehitaman di bagian tubuhnya
dan memiliki sungut.
Ukuran tubuhnya yang kecil dan habitatnya yang berupa bebatuan hingga
perairan berkerikil menyebabkan ikan ini mudah untuk bersembunyi dan sangat susah
ditangkap. Menurut Brown, (1975) dalam Kottelat et al.,
(1993), ikan uceng memiliki badan memanjang, ditemukan pada perairan dengan
kandungan oksigen terlarut tinggi, hidup di tepi sungai pada bagian dangkal dan
dasar sungai batu, kerikil dan pasir. Spesies ini mampu berenang melawan arus.
Permintaan
ikan uceng terus meningkat dan selama ini masih tergantung hasil tangkapan di
alam. Sedangkan Saat ini keberadaan ikan uceng di alam liar khususnya di
perairan Kabupaten Blitar sangat terancam. Ikan uceng sangat sulit untuk
dibudidayakan. Menurut Mark (2006), Spesies ini terbiasa hidup di alam liar. Dalam
upaya pengembangan usaha budidaya ikan uceng maka pada Tahun Anggaran 2019 Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar melakukan usaha budidaya ikan uceng
di kolam BBI Klemunan di Babadan Kecamatan Wlingi sebanyak 20.000 ekor.
Benih ikan uceng yang dibudidaya diperoleh dari UPT Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur melalui Program Pisces Reborn. Program Pisces Reborn adalah program akuakultur ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang berhasil mendukung program Gubernur Jawa Timur melalui program Suaka Ikan untuk melestarikan habitat / ekosistem yang sekaligus mampu menurunkan tingkat kepunahan ikan lokal di Provinsi Jawa Timur. Dengan salah satu tahapannya berupa pengadaptasian ikan - ikan alam (wild species) terhadap lingkungan baru seperti kolam, bak, pakan buatan, penanganan (handling) dan penanganan secara terkontrol (pbatumbulan, 2016). Hasil uji kualitas air kolam pada saat ditebar tanggal 13 Nopember 2019 sebagai berikut :
pH 8,87
NH3 0,13
Jenis
plankton Scenedesmus sp
Chlorella
sp
Phormidium sp
Dhesmodesmus sp
Derajat keasaman suatu kolam ikan sangat dipengaruhi
oleh keadaan tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH
asam tidak baik untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan
akan rendah. Pada pH netral sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya
berkisar antara 7 – 9, sedangkan pada pH basa juga tidak baik untuk kegiatan
budidaya ( aquaculture, 1999).
Sebelum
dilakukan penebaran benih pada kolam tersebut ditumbuhkan pakan alami terlebih
dahulu. Menurut Fishbase (2010) ikan uceng biasa memakan organisme-organisme bentik
dan detritus. Pengetahuan kebiasaan makan ikan uceng di habitat aslinya
sangat menentukan dalam mendukung keberhasilan proses pengembangan budidaya.
Tujuan
dan harapan dilakukan kegiatan buidaya ikan lokal adalah untuk mengembangkan
kegiatan usaha budidaya ikan baik berupa usaha pembenihan maupun pembesaran
sehingga produksi dan produktivitas ikan uceng
akan dapat ditingkatkan, tidak hanya tergantung dari hasil tangkapan alam
(sungai) yang semakin lama produksinya semakin menurun.
DAFTAR
PUSTAKA
Fishbase.
2010. Nemacheilus fasciatus. www.fishbase.org
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N.
Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater fishes of western
Indonesia and Sulawesi. Hongkong: Periplus edition (HK) Ltd. In
collaborated with EMDI Project
Mark. 2006. Nemacheilus fasciatus.
www.Loaches.org Loaches Online
Tidak ada komentar:
Write comments