Rabu, 27 November 2019

USAHA BUDIDAYA IKAN UCENG (Nemacheilus faciatus) SEBAGAI IKAN LOKAL KABUPATEN BLITAR


Oleh   
SUTIAH, S.Pi
Pengawas Perikanan Muda

Kabupaten Blitar adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Blitar saat ini termasuk ke dalam salah satu destinasi wisata yang paling diminati dan banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun manca negara karena di sini banyak sekali terdapat tempat wisata yang menarik. Selain itu juga dikarenakan Blitar memiliki beragam kuliner yang khas. Salah satu kuliner yang menarik para wisatawan yang berkunjung ke Blitar adalah aneka olahan ikan uceng.
        Ikan uceng (Nemacheilus faciatus) merupakan salah satu jenis ikan lokal Kabupaten Blitar. Dimana ikan tersebut banyak hidup di air tawar yang terdapat hampir di seluruh sungai dengan kondisi air yang jernih dan mengalir dengan substrat berpasir. Di kalangan masyarakat Kabupaten Blitar ikan ini sangat terkenal dengan nilai ekonomisnya yang tinggi karena permintaan pasar yang terus meningkat sedangkan selama ini masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam.

Klasifikasi dan morfologi ikan uceng dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Kingdom          :   Animalia
Filum               :   Chordata
Kelas               :   Actinopterygii
Ordo                :   Cypriniformes
Famili              :   Nemacheilidae
Genus             :   Nemacheilus
Spesies           :   Nemacheilus faciatus
(Bleeker, 1863)
Nama lokal      : Ikan Uceng
Habitat             : Sungai Air Deras
Deskripsi         : Bentuk tubuh kecil memanjang, memiliki garis-garis kehitaman di bagian tubuhnya dan memiliki sungut.
        Ukuran tubuhnya yang kecil dan habitatnya yang berupa bebatuan hingga perairan berkerikil menyebabkan ikan ini mudah untuk bersembunyi dan sangat susah ditangkap. Menurut Brown, (1975) dalam Kottelat et al., (1993), ikan uceng memiliki badan memanjang, ditemukan pada perairan dengan kandungan oksigen terlarut tinggi, hidup di tepi sungai pada bagian dangkal dan dasar sungai batu, kerikil dan pasir. Spesies ini mampu berenang melawan arus.
      Permintaan ikan uceng terus meningkat dan selama ini masih tergantung hasil tangkapan di alam. Sedangkan Saat ini keberadaan ikan uceng di alam liar khususnya di perairan Kabupaten Blitar sangat terancam. Ikan uceng sangat sulit untuk dibudidayakan. Menurut Mark (2006), Spesies ini terbiasa hidup di alam liar. Dalam upaya pengembangan usaha budidaya ikan uceng maka pada Tahun Anggaran 2019 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar melakukan usaha budidaya ikan uceng di kolam BBI Klemunan di Babadan Kecamatan Wlingi sebanyak 20.000 ekor.

         Benih ikan uceng yang dibudidaya diperoleh dari UPT Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur melalui Program Pisces Reborn. Program Pisces Reborn adalah program akuakultur ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang berhasil mendukung program Gubernur Jawa Timur melalui program Suaka Ikan untuk melestarikan habitat / ekosistem yang sekaligus mampu menurunkan tingkat kepunahan ikan lokal di Provinsi Jawa Timur. Dengan salah satu tahapannya berupa pengadaptasian ikan - ikan alam (wild species) terhadap lingkungan baru seperti kolam, bak, pakan buatan, penanganan (handling) dan penanganan secara terkontrol (pbatumbulan, 2016). Hasil uji kualitas air kolam pada saat ditebar tanggal 13 Nopember 2019  sebagai berikut :
pH                               8,87
NH3                             0,13
Jenis plankton             Scenedesmus sp
                                    Chlorella sp
Phormidium sp
Dhesmodesmus sp
          Derajat keasaman suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH asam tidak baik untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan akan rendah. Pada pH netral sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya berkisar antara 7 – 9, sedangkan pada pH basa juga tidak baik untuk kegiatan budidaya ( aquaculture, 1999). 

        Sebelum dilakukan penebaran benih pada kolam tersebut ditumbuhkan pakan alami terlebih dahulu. Menurut Fishbase (2010) ikan uceng biasa memakan organisme-organisme bentik dan detritus. Pengetahuan kebiasaan makan ikan uceng  di habitat aslinya sangat menentukan dalam mendukung keberhasilan proses pengembangan budidaya.
Tujuan dan harapan dilakukan kegiatan buidaya ikan lokal adalah untuk mengembangkan kegiatan usaha budidaya ikan baik berupa usaha pembenihan maupun pembesaran sehingga produksi dan produktivitas ikan uceng akan dapat ditingkatkan, tidak hanya tergantung dari hasil tangkapan alam (sungai) yang semakin lama produksinya semakin menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Fishbase. 2010.  Nemacheilus fasciatus. www.fishbase.org
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi. Hongkong: Periplus edition (HK) Ltd. In collaborated with EMDI Project
Mark. 2006. Nemacheilus fasciatus. www.Loaches.org Loaches Online


          



Tidak ada komentar:
Write comments