PEMBENTUKAN WAFER (WAFERING)

Wafer atau cube merupakan pengembangan dari bentuk pengepakan hay. Wafer mempunyai kelebihan seperti halnya bentuk pakan pellet tanpa mempunyai kelemahan terhadap penekanan produksi lemak susu. Apabila untuk membuat pellet perlu dilakukan penggilingan terhadap bahan pakan, hay dipotong-potong terlebih dahulu dengan panjang sekitar 1,5 inchi sebelum dibentuk menjadi wafer. Oleh karenanya, panjang serat biasana tetap mencukupi untuk mempertahankan uji lemak secara normal meskipun terdapat beberapa laporan yang menyatakan bahwa produksi lemak susu sedikit tertekan apabila ternak mengkonsumsi wafer sebagai pakan kasar tunggal.
Wafer yang tersedia secara komersial mempunyai ukuran potongan melintang sebesar 1,25 x 1,25 inchi dengan ketebalan sekitar 2 - 3 inchi. Wafer mempunyai kepadatan sebesar 25 lb per feet persegi. Kepadatan tersebut dua kali lebih besar dibandingkan hay yang dibentuk menjadi bale dengan berat sebesar 100 lb. Oleh karena itu, apabila dibandingkan dengan hay yang dibentuk menjadi bale, maka penyimpanan wafer membutuhkan tempat yang lebih kecil dan berat yang dapat diangkut per unit volume menjadi lebih besar saat diangkut. Selain itu, kekompakan dan kecilnya ukuran wafer menyebabkan penanganan terhadap bahan pakan yang bersifat amba (bulk handling) dengan peralatan mekanik mampu menurunkan kebutuhan tenaga kerja untuk pengapalan, penyimpanan dan pemberian pakan.
Dengan kualitas yang sama, konsumsi BK wafer alfalfa pada sapi laktasi rata-rata 20% lebih besar dibandingkan konsumsi hay yang dibentuk menjadi bale. Peningkatan produksi susu, berkurangnya limbah, rendahnya biaya transportasi dan menurunnya kebutuhan tempat untuk penyimpanan memberikan kontribusi yang besar terhadap popularitas hay. Wafer pucuk tebu dibuat dengan proses pengeringan cepat (fast drying) untuk menurunkan kadar air hingga 10%. Pada proses ini, reduksi ukuran partikel tidak sebesar pada proses pelleting; sehingga pemberian pakan ini untuk sapi perah tidak memiliki efek negatif pada produksi lemak susu (Minson, 1962).
Peralatan untuk membuat wafer yang tersedia secara komersial membutuhkan hay yang berada di lapang dengan kandungan air sebesar 10% saat dibuat menjadi wafer. Saat hay masuk ke dalam mesin, air ditambahkan sehingga KA menjadi sebesar 14 - 15% sebelum dilakukan pemotongan dan pengepresan menjadi wafer. Air membantu dalam proses pengikatan saat dilakukan pengepresan. Wafer dibiarkan mengering dan mendingin selama semalam pada lantai semen dan ditumpuk setinggi 3 feet sebelum dilakukan penyimpanan untuk meminimisasi pemanasan yang berlanjut dan menghindari terjadinya kebakaran spontan. Hay kering mudah dibuat pada daerah semiarid, tetapi sangat sulit dibuat pada daerah yang sering terjadi hujan dan mempunyai kelembaban tinggi.

Tidak ada komentar:
Write comments