1. Pengertian Awetan Segar Hijauan Pakan
Di
negara-negara tropis yang mempunyai 2 musim, persediaan hijauan mempunyai fluktuasi yang berbeda.
Musim penghujan merupakan musim yang banyak akan hijauan pakan dan bahkan
sering berlebih, sedangkan pada musim kemarau merupakan musim paceklik, dimana
hijauan yang ada mempunyai kualitas yang rendah.
Di negara-negara subtropis
yang mempunyai 4 musim, banyak dibuat
hijauan awetan kering yang disebut “hay”
atau “hooi” untuk menghadapi musim salju,
dimana pada musim tersebut
hijauan segar tidak akan didapatkan.
Di negara tropis hijauan awetan kering kurang populer, karena hijauan
pakan boleh dikatakan memang tersedia sepanjang tahun. Namun kenyataannya
pada musim kemarau, lebih-lebih kemarau panjang, hijauan pakan sulit
didapatkan dan kalaupun ada hijauan tersebut mempunyai kualitas yang sangat
rendah. Alternatif untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan, dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain adalah
sebagai berikut :
- Membeli hijauan pakan dari daerah lain
- Mengurangi
jumlah ternak yang dipelihara pada saat kekurangan hijauan pakan
- Mengawetkan hijauan yang berlebih untuk
digunakan pada saat kekurangan hijauan pakan
- Menanam
lebih dari 1 jenis hijauan pakan untuk meratakan puncak-puncak produksi
- Menjaga
kesuburan tanah semaksimal mungkin
Disamping itu untuk menghindari
kelangkaan pakan, perlu diupayakan
cara-cara pengadaan hijauan dengan kualitas yang baik untuk penyediaannya sepanjang tahun. Cara – cara ini dapat dilakukan melalui
sistim pengawetan dan pengolahan. Sistim
pengawetan dapat dilakukan melalui pembuatan silase (awetan hijauan segar)
dan hay (awetan hijauan kering),
sedangkan pengolahan dapat dilakukan dengan pengolahan secara fisik (pencacahan,
penggilingan atau pemanasan), secara kimia (perlakuan alkali dan amoniasi) dan secara biologi yang umumnya dilakukan fermentasi menggunakan
jasa mikrobia selulolitik.
Silase adalah hasil awetan segar hijauan pakan setelah mengalami proses
ensilase yang berlangsung dalam suasana asam dan anaerob, hijauan pakan disimpan dalam keadaan segar (KA = 60 -70%)
di dalam suatu tempat yang disebut silo. Prinsip pembuatan silase adalah mempercepat terjadinya suasana asam dengan
cara menyimpan hijauan segar (kadar air
= 60-70 %) dalam kondisi anaerob. Adapun tujuan pembuatan silase ini adalah
untuk :
- Persediaan
pakan yang dpt digunakan pada saat kekurangan hijauan pakan
- Menampung
kelebihan produksi hijauan pakan
- Memanfaatkan
hijauan pakan pada saat pertumbuhan terbaik yang belum dimanfaatkan secara
langsung
- Mendayagunakan
limbah pertanian (agricultural waste
product) maupun hasil ikutan pertanian (agricultural by- product)
Beberapa
persyaratan hijauan makanan ternak yang baik digunakan untuk bahan silase
adalah sebagai berikut :
- Mengandung cukup substrat yang fermentabel
dalam bentuk WSC (water soluble carbohydrates= karbohidrat terlarut). Glukosa dan fruktosa (WSC) pada rumput-rumputan, dengan konsentrasi 10 - 30 g/kg BK. Disakarida berupa sukrosa terdapat sekitar 20 - 80 g/kg
BK.
- Buffering capasity rendah (kemampuan
mempertahankan pH rendah). “Buffering
Capacity” bahan pakan leguminosa lebih
tinggi dibanding rumput, sehingga dalam
pembuatan silase perlu diperhatikan.
- Kandungan bahan kering (BK) pada keadaan segar di atas 200 g/kg (>20 %)
- Penambahan bahan karbohidariat mudah dicerna (5-10 %), seperti bekatul,
tetes atau onggok dapat dilakukan untuk mempercepat terjadinya suasana asam.
Prinsip
Dasar Pembuatan Silase
Silase merupakan hasil awetan
segar hijauan makanan ternak setelah mengalami proses fermentasi yang disebut “ensilase” dan
berlangsung dalam kondisi anaerob. Hijauan makanan ternak disimpan dalam
keadaan segar (KA = 60 -70%) di dalam suatu tempat yang disebut “silo”.
Prinsip pembuatan silase adalah
mempercepat terjadinya kondisi anaerob
dan suasana asam dengan proses “ensilase”.
Dalam proses ensilase akan
dihasilkan asam laktat yang kemudian
akan membuat kondisi hijauan makanan ternak di dalam silo menjadi bersifat asam
dan menjadi awet, karena semua mikrobia termasuk mikrobia pembusuk akan
mati. Proses ensilase akan berakhir
setelah suasana menjadi asam (pH kurang dari 4,2).
2. Metode
Pembuatan Silase
Silase dapat dibuat
dengan beberapa metode :
2.1. Metode Panas (Belanda)
Rumput yang sudah dipotong-potong ditumpuk di dalam silo, diusahakan
selapis demi selapis, diratakan dan dipadatkan, proses penumpukan dan pemadatan
lebih kurang 7 hari. Sebagai penutup digunakan lapisan tanah setebal 50 –
6-0 cm. Bila rumput mulai melayu, maka
lubang akan mengempis dan masuk ke dalam lubang. Di sekeliling lubang sebaiknya dibuat parit
agar air tidak masuk ke lubang. Untuk menjaga kualitas silase, dapat dilakukan
dengan pemadatan yang sempurna, drainase yang baik dan penghindaran dari air yang masuk ke luabang, penutupan lubang
harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya.
Pembukaan silase metode ini dilakukan minimal setelah 4 bulan. Lubang
silo bisa berbentuk silindris atau kotak dengan ukuran 2 – 4 meter, dan dalam 2
m.
2.2. Metode
Dingin (asam)
Pada metode ini diperlukan
silo yang berdinding tembok atau kayu, hijauan harus secepat mungkin dimasukkan
dalam silo. Pengisisan dan pemadatan maksimal
1–3 hari . Pemadatan harus dilakukan benar-benar sempurna, lapisan demi
lapisan. Setelah semua bahan masuk, silo
harus ditutup rapat dan bila perlu diberi pemberat. Prinsip metode dingin ini
adalah, dengan diselesaikannya pemasukan bahan dalam waktu singkat dan
pemadatan yang sempurnya, maka dalam
proses ensilasenya tidak terjadi panas dan tetap dingin. Jika hijauan yang dibuat silase kurang
mengandung bahan karbohidrat, bisa ditambah bahan karbohidrat dengan tujuan
untuk mempercepat terbentuknya suasana asam.
Suasana asam terbentuk akibat fermentasi dari karbohidrat. Untuk mempercepat suasana asam juga bisa
dilakuakn dengan penambahan bahan-bahan kimia seperti : asam fosfat, natrium
bisulfat, campuran HCl encer dll. Banyaknya bahan tambahan (tetes, tepung
jagung) yang ditambahkan dalam pembuatan silase sekitar 2 – 4 % dari bahan
silase (rumput dan atau legum). Untuk
legum bahan aditif bisa lebih banyak 1 – 2 % dibanding rumput. Untuk aditif dedak halus atau bekatul, bisa
sampai 10 % dari bahan silase.
2.3. Metode Finlandia
Pada metode ini juga dibutuhkan silo yang baik. Hijauan harus secepatnya
dimasukkan dan dipadatkan ke dalam silo.
Tiap lapisan dibasahi dengan HCl BJ 1,17 (33,5%). Banyaknya HCl yang
ditambahkan harus dapat menciptakan suasana asam dengan pH antara 3,5 -
4. Pemakaian HCl sebanyak 1 liter/
100 kg bahan seilase. Sebelum disiramkan
pada rumput harus diencerkan dengan air sebanyak 6 kali. Bila silo berukuran
garis tengah 6 meter, maka selapis timbunan dibutuhkan 300 kg rumput yang harus
disiram 18 liter HCl yang telah diencerkan.
Bila penimbunan tidak dapat selesai sehari, maka timbunan harus ditutup
rapat-rapat (dengan karung goni atau plastik).
Bila timbunan rumput sudah cukup
(berlapis-lapis) kemudian ditutup dengan
tanah setebal 60 cm dan diberi beban.
Setelah masak, silase akan mengempis sampai setengahnya. Karena itu penimbunan
hendaknya setinggi 2 kali tinggi silo. Silase yang dibuat dengan cara ini akan
bermutu tinggi dan berbau sedap, sehingga disukai ternak. Untuk sapi dapat
diberikan 20 – 30 kg silase. Sebaiknya ditambah hooi atau jerami.
2.4. Silo (Tempat Pembuatan
Silase)
Silo berasal dari bahasa Yunani “Siro” yang berarti tempat untuk menyimpan
biji-bijian. Silo yang dimaksud disini adalah merupakan tempat atau wadah untuk
membuat silase. Bahan dari silo bervariasi, bisa dari plastik, drum, bus
beton, kayu dan atau semen
permanen. Pembuatan silo dapat dilakukan
secara permanen, semi permanen atau tidak permanen, hal ini tergantung situasi
dan kondisi serta kebutuhan. Menurut
letak dan bentuknya, silo dibedakan menjadi beberapa bentuk :
Stack atau Penc Silo
Silo atau tempat silase ini berbentuk bulat
atau persegi dan terbuat dari bahan yang tidak permanen, hijauan ditimbun
diatas tanah
Tower Silo
Silo model tower terletak di atas tanah,
berbentuk menara, bisa bulat atau persegi, terbuat dari kayu atau beton dan hijauan
ditimbun di dalamnya.
Pit / Trench Silo
Silo ini berbentuk silinder dan berada di
dalam tanah (permukaan sejajar dengan permukaan tanah), bahan hijuan disimpan
di dalam lubang di tanah
Clamp Silo
Silo
ini merupakan bentuk gabungan antara stack dan pit silo, sehingga letaknya sebagian
di dalam tanah dan sebagian muncul di atas tanah. Sebagian besar silase berada di atas tanah .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase :
-
Lama
pekerjaan tidak boleh lebih dari 3 hari
-
Bahan
silase harus ditumpuk rapi/ dipadatkan
-
Setelah
proses ensilase selesai, pH harus
dipertahankan kurang dari 4,2 (pH lebih dari 4,8 akan terjadi pembusukan dan
peragian)
-
Suhu
optimum untuk bakteri asam laktat 25 - 35oC
2.5. Peralatan yang Digunakan untuk Membuat Silase
Beberapa peralatan yang
digunakan dalam pembuatan silase ini
adalah sebagai berikut:
- Tempat silase (silo), bisa terbuat
dari plastik ukuran
besar atau bis
beton diameter 80 – 100 cm dsb.
- Alat pemotong, berupa pisau besar atau
choper
- Timbangan
- Lak ban/ isolasi besar dan tali rafia/
tali karet (dari ban dalam bekas)
Adapun bahan-bahan
yang dapat digunakan dalam pembuatan
silase adalah :
- Hijauan pakan yang dapat dibuat silase adalah berupa rumput, legume dan hijauan jagung
- Bahan pengawet/ tambahan/ pelengkap dapat berupa bekatul, onggok dan tetes
Prosedur pembuatan
silase :
- Hijauan / rumput (yang sudah dilayukan dengan kadar air +
65 %) dipotong-potong (5 -10 cm),
- Hijauan atau rumput ditimbang dan dicampur dengan 5 % bahan pelengkap
(bekatul/ tetes atau onggok) sampai homogen
- Dimasukkan dalam tempat (silo) dan
dipadatkan dan kemudian ditutup rapat,
disimpan/ diperam dengan aman (tidak kena air dan jauh dari serangga)
Tahap pembuatan silase :
-
Tahap pengisian
o hijauan
pakan dipotong-potong dilayukan
o Bahan/hijauan
pakan dicampur dengan bahan pengawet / tambahan / pelengkap
o
Masukkan
ke dalam silo dipadatkan
-
Tahap penutupan
Bahan dalam pembuatan silase :
Bahan dasar/pokok
·
Rumput potong
·
Rumput lapangan
·
Leguminosa
·
Campuran rumput dan leguminosa
·
Limbah pertanian
Bahan tambahan/pelengkap
·
Penambahan asam mineral untuk menimbulkan
millieu asam (larutan Cl, asam propionat, asam semut, dll)
·
Penambahan asam organik (gula tebu, molasse)
·
Penambahan asam laktat
·
Penambahan ubi-ubian (kentang, ketela pohon,
dll)
Untuk membuat silase, harus diupayakan terbentuknya keadaan
hampa udara (anaerob) dan suasana asam.
Keadaan hampa udara, dapat dilakukan
dengan :
·
Tempat yang tertutup rapat
·
Penimbunan hijauan pakan yang dipadatkan
·
Pemadatan yang baik memperkecil kantong udara dan hijauan pakan sebaiknya dipotong-2. Silo
yang tidak rapat menyebabkan tumbuhnya jamur.
Suasana asam pH diupayakan turun menjadi ± 4.
Penurunan pH dpt dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
·
Langsung, dengan penambahan bahan kimia
(Na-bisulfat, sulfur dioksida, asam klorida)
·
Tidak langsung, dengan penambahan bahan
sumber karbohidrat : tetes (3%), dedak halus (5%), menir (3,5%), onggok (3%)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase :
- pH
harus dipertahankan kurang dari 4,2 (pH lebih dari 4,8 ensilase gagal &
terjadi peragian)
- Suhu
optimum untuk bakteri asam laktat 25 - 35oC
- Lama
pekerjaan tidak boleh lebih dari 3 hari
- Bahan
silase harus ditumpuk rapi/dipadatkan
Penilaian hasil pembuatan silase secara
organoleptis berdasarkan skor terhadap warna,bau, tekstur, ada/tidaknya jamur
dan penggumpalan, serta pH dapat dilihat dalam Tabel Skor di atas.
Ciri-ciri silase yang baik :
- Rasa dan bau asam
- Warna hijau seperti daun direbus
- Tekstur hijauan seperti bahan asal
- Tidak berjamur, berlendir atau menggumpal
- Secara kimiawi : banyak mengandung asam
laktat, N amonia rendah (<10%), tidak mengandung asam butirat
- pH rendah (4,2 - 4,8)
Secara organoleptis, silase dapat dievaluasi berdasarkan skor terhadap bau,
warna, tekstur, ada/tidaknya jamur dan penggumpalan. Adapun cara pembuatan skor dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Kriteria
|
Karakteristik
|
Skor
|
Bau dan rasa
|
· sangat busuk & merangsang
· sedang
· asam
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Tekstur
|
· lembek
· sedang
· seperti hijauan segar
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Warna
|
· tanpa warna hijauan
· hijau kecoklatan
· hijau seperti daun direbus
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Jamur
|
· banyak
· sedikit
· tidak ada
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Penggumpalan
|
· Menyeluruh
· tengah
· tepi
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Tidak ada komentar:
Write comments