MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA BUDIDAYA AYAM PETELUR

         
        Pemeliharaan ayam siap telur yang dapat menghasilkan kualitas ayam yang baik sesuai standar tentunya tidak lepas dari manajemen pemberian pakan khususnya di fase starter dan grower. Kualitas pakan yang baik dan mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pada masanya tentunya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kualitas produksi di fase selanjutnya (fase layer). Pemberian pakan pada fase starter dan grower tentunya harus diberikan seefisien mungkin mengingat biaya produksi yang cukup besar untuk kebutuhan pakan yang mencapai kurang lebih 70% dari biaya produksi.
            Kebutuhan bibit ayam siap telur pada fase starter dan grower tentunya sangat berbeda. Bibit ayam siap telur di fase starter (1 – 6 minggu) misalnya, jenis pakannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu pakan jenis prestarter layer dengan protein 23% (1 – 4 minggu) dan starter layer dengan protein 20% - 21% (5 – 6 minggu), namun dalam prakteknya biasanya para peternak jarang yang menggunakan pakan prestarter layer. Pakan yang digunakan pada fase ini biasanya pakan jadi dari pabrik. Pada masa ini terjadi perbanyakan dan pertumbuhan sel yang tinggi sehingga menjadi kunci awal untuk mencapai berat badan dan keseragaman standar. Oleh karena itu, nutrisi pakan pada fase starter ini memerlukan kebutuhan protein yang cukup tinggi. Disamping itu, kandungan energi metabolisme juga lebih tinggi daripada fase selanjutnya. Bentuk pakan juga harus crumble (butiran) dimana dengan sekali patuk, seluruh nutrisi yang ada di dalam bahan pakan yang telah menjadi satu tersebut dapat masuk ke dalam tubuh ayam.
          Cara pemberian pakan pada fase starter ini sebaiknya dilakukan secara adlibitum (sedikti- sedikit dan terus-menerus) baik itu dengan cara ditebar (saat umur 1 – 7 hari) maupun menggunakan tempat pakan DOC hingga umur kurang lebih 1 (satu) bulan. Hal ini dilakukan supaya merangsang selera makan anak ayam sehingga target konsumsi pakan dan bobot badan yang sesuai dengan standar akan tercapai.
            Fase selanjutnya ayam akan memasuki fase grower dimana pertumbuhan dan pembelahan sel sudah tidak sebesar fase starter. Fase grower ini dibagi menjadi dua bagian yaitu umur 7 – 13 minggu dan 14 – 16 minggu atau yang biasa disebut fase developer. Pertumbuhan pada fase ini akan melambat namun konsumsi pakan terus meningkat. Oleh karena perlu dilakukan penyesuaian kandungan nutrisi pada pakannya dimana salah satunya yaitu dengan mengurangi kandungan protein. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kegemukan yang mana akan menghambat proses saat pertama kali bertelur. Disamping itu, pengurangan kandungan protein seiiring dengan melambatnya pertumbuhan dilakukan untuk efisiensi biaya pakan, karena dengan protein yang semakin tinggi maka secara otomatis akan menambah biaya pakan itu sendiri, demikian pula sebaliknya.   
            Kandungan protein pada fase grower ini sebesar 16% dengan bentuk pakan mash (tepung). Bahan baku pakan masa grower ini bisa dikombinasikan antara mencampur bahan-bahan baku pakan sendiri, konsentrat grower yang ditambah jagung dan katul maupun membeli pakan jadi grower. Perlu diperhatikan pula bahwa pada saat proses pergantian pakan dari pakan starter ke grower sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan mencampur kedua jenis pakan tersebut selama beberapa hari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko stress pada ayam akibat pergantian pakan. Pemberian pakan pada fase grower biasanya cukup dilakukan sebanyak dua kali sehari dengan jumlah yang sesuai dengan standar. Pemasangan tempat pakan dan minum juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan tinggi leher ayam. Hal ini dilakukan supaya pakan dan minum tidak kotor dan tumpah namun ayam juga tidak kesulitan untuk menjangkaunya.
            Konsumsi pakan yang sesuai dengan kebutuhan pada fase ini serta diimbangi dengan kebutuhan nutrisi yang cukup akan menghasilkan bibit ayam siap telur yang baik dan berkualitas, bobot badan sesuai dengan standar umurnya serta dapat menekan biaya produksi khususnya biaya pakan. adapun SNI Pakan Ayam Petelur Sebagai Berikut :

 

NO

 

JENIS SAMPEL

AIR

 

(%)

Maks

ABU

 

(%)

Maks

PROTEIN KASAR

(%)

Min

LEMAK

KASAR

(%)

SERAT

KASAR

(%)

Maks

Ca

 

(%)

 

P

 

(%)

 

 A .     AYAM PETELUR

1

Pakan Ayam ras petelur sebelum masa awal(Layer pre starter)/ P0>400FTU/Kg

13,00

8,0

20,00

Min 3,00

6,00

0,80 – 1,20

Min 0,50 ( Enzim)

Min 0,60 (tanpa Enzim)

2

Pakan Ayam ras petelur masa awal (Layer starter)/ P1>400FTU/Kg

13,00

8,00

19,00

Min 3,00

7,00

0,80 – 1,20

Min 0,45 ( Enzim)

Min 0,55 (tanpa Enzim)

3

Pakan Ayam ras petelur Dara (Layer grower)/ P2>400FTU/Kg

13,00

8,00

15,50

Min 3,00

8,00

0,80 – 1,20

Min 0,36 ( Enzim)

Min 0,46 (tanpa Enzim)

4

Pakan Ayam ras petelur sebelum produksi (Pre layer)/ PL>400FTU/Kg

13,00

12,00

16,00

Min 3,00

8,00

2,00 – 2,70

Min 0,40 ( Enzim)

Min 0,50 (tanpa Enzim)

5

Pakan Ayam ras petelur masa produksi      (Layer)/ P3>400FTU/Kg

13,00

14,00

16,50

Min 3,00

7,00

3,25 – 4,25

Min 0,45 ( Enzim)

Min 0,55 (tanpa Enzim)

6

Pakan Ayam ras petelur setelah puncak produksi (Layer post peak)/ P4>400FTU/Kg

13,00

15,00

16,00

Min 3,00

8,00

3,50 – 4,50

Min 0,40 ( Enzim)

Min 0,50 (tanpa Enzim)

Penulis : 
Priya Anugera S, S.Pt
NIP. 19820221 201101 1 009
Pengawas Mutu Pakan Ahli Muda
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar

Tidak ada komentar:
Write comments