MENGENAL LIMBAH KACANG TANAH SEBAGAI PAKAN TERNAK


Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Di Indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una, suuk (Sd.), kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, serta kacang banggala. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai bahasa Inggris: peanut, groundnut. Kacang Tanah merupakan tanaman polong-polongan yang digunakan untuk diambil bijinya dan salah satu komoditi tanaman pangan terbanyak di Indonesia. Tanaman ini biasanya dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati dan minyak dan lain lain.

 

Kabupaten Blitar merupakan salah satu penghasil kacang tanah, di mana luasan lahan tanam kacang tanah seluas 1244 Ha dengan luas panen sekitar 1193 Ha di tahun 2020. Produksi kacang tanah kering dengan rata-rata 11,59 Kwintal/Ha, maka untuk produksi per tahun berkisar 1.382,68 Ton/Tahun. Tanaman kacang di kabupaten di tanam 1 kali dalam 1 tahun pada musin kering.

 

Hijauan pakan sebagai pakan utama ternak ruminansia sering mengalami kekurangan terutama di musim kering dengan mutu yang rendah. Selain itu penggunaan lahan untuk tanaman pakan masih bersaing dengan tanaman pangan karena tanaman pakan belum menjadi prioritas. Peningkatan luas lahan pertanian memberikan implikasi terhadap peningkatan luas areal panen tanaman pangan. Dengan semakin intesifnya pola pertanian tanaman pangan mengakibatkan semakin meningkatnya produksi limbah tanaman pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan.

 

Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat di manfaatkan sebagai pakan. Limbah yang di hasilkan dari tanaman pangan kacang tanah di antaranya jerami kacang tanah serta kulit kacang tanah. Selain itu kacang tanah juga di gunakan dalam berbagai industri pengolahan pangan, dimana juga menghasilkan limbah di antaranya Kulit ari kacang tanah serta bungkil kacang tanah. Jerami kacang tanah segar di hasilkan dari budidaya kacang tanah sekitar 6,52 Ton/Ha. Sedangkan Kulit Kacang Tanah di hasilkan dari 27% jumlah produksi kacang.

 

Jerami kacang tanah sebagai hijauan pakan ternak di kabupaten blitar cukup melimpah, sehingga dapat di gunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Limbah kacang tanah berupa jerami kacang tanaha segar yang di hasilkan oleh kabupaten blitar berkisar 7.778,36 Ton/Tahun di mana di hasilkan dari 1193 Ha luas panen kacang tanah. Adapun jumlah kulit kacang tanah yang di hasilkan oleh kabupaten blitar sejumlah 373,32 Ton/tahun.

 

Limbah kacang tanah cukup potensial sebagai sumber paka, hal itu di tunjang dengan nilai nutrisi yang baik. Adapun kandungan nutrisi dari kacang tanah sebsebagai berikut :

1.      Jerami Kacang Tanah Segar ( Tanpa Biji/Kulit )

a.       Bahan Kering 35%

b.      Kadar Abu 3.9 %

c.       Serat Kasar 8 %

d.      Lemak Kasar 0.8 %

e.       Protein Kasar 5.3 %

f.        Kalsium 0.53 %

g.      Fosfor 0.07 %

2.      Jerami Kacang Tanah Kering ( Tanpa Biji/Kulit )

a.       Bahan Kering 86%

b.      Kadar Abu 10.6 %

c.       Serat Kasar 25.8 %

d.      Lemak Kasar 2.3 %

e.       Protein Kasar 12.6 %

f.        Kalsium 1.29 %

g.      Fosfor 0.17 %

3.      Bungkil Kacang Tanah

a.       Bahan Kering 86%

b.      Kadar Abu 6.2 %

c.       Serat Kasar 11 %

d.      Lemak Kasar 2.4 %

e.       Protein Kasar 48.4 %

f.        Kalsium 0.17 %

g.      Fosfor 0.53 %

4.      Kacang Tanah dengan Kulit

a.       Bahan Kering 86%

b.      Kadar Abu 2.3 %

c.       Serat Kasar 2.4 %

d.      Lemak Kasar 42.9 %

e.       Protein Kasar 26.5 %

f.        Kalsium 0.06 %

g.      Fosfor 0.39 %

 

Kabupaten Blitar merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang mengembangkan ternak sapi. Pengembangan ternak sapi menjadi perhatian pemerintah karena mempunyai  potensi dilihat dari sumberdaya ternak. Ternak sapi di daerah ini merupakan ternak unggulan yang dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Data BPS Kapupaten Blitar (2020) menunjukkan ternak sapi potong sejumlah 151.720 ekor serta sapi perah sejumlah 19.320 ekor. Tetapi kenyataannya populasi ternak sapi di Kabupaten Blitar yang cukup tinggi. Permasalahannya apakah pakan cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan ternak sapi di Kabupaten Blitar. Pakan adalah salah satu faktor penentu baik buruknya pertumbuhan ternak sapi.

 

Potensi Limbah kacang tanah sebagai pemenuh sumber pakan ternak ruminansia terutama sapi sangat memungkinkan. Ayo gunakan limbah dari kacang tanah baik berupa jerami maupun kulit kacang untuk pakan ternak. Adapun keunggulan bila menggunakan limbah dari kacang tanah semua ternak sapi lebih menyukainya.

 

Penulis :

Priya Anugera Sudarmo, S.Pt

NIP 19820221 201101 1 009

Pengawas Mutu Pakan Ahli Muda

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar.




Tidak ada komentar:
Write comments