Kabupaten Blitar sebagai bagian dari Negara Republik Indonesi memiliki pemerintahan yang berdasarkan pada Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut Kabupaten Blitar merupakan bagian dari Pemerintah Jawa Timur, yang artinya bahwa Kabupaten Blitar merupakan satu kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batasan wilayah yang berhak dan berwenang serta berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai Undang-undang yang berlaku.
Luas wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Blitar adalah 1.588,79 Km2 yang terbagi menjadi 22 Kecamatan, 28 Kelurahan dan 220 Desa. Kabupaten Blitar Terletak pada 111°40¹-112°10¹ Bujur Timur dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan. Curah hujan tahunan Kabupaten Blitar adalah 1.478,8 mm dengan curah hujan tertinggi 2.618,2 mm per tahun dan terendah 1.024,7 per tahun. Sedangkan suhu tertinggi 30 Celcius dan suhu terendah 18 celcius dengan Ketinggian wilayah ± 167 m dari permukaan laut. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Malang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung.
Berdasarkan karateristik fisik secara umum Wilayah kabupaten blitar terbagi oleh Sungai Brantas menjadi 2 wilayah yaitu Wilayah Kabupaten Blitar bagian utara dengan struktur tanah subur sedangkan Wilayah Kabupaten Blitar bagian selatan dengan struktur tanah kurang subur . Jumlah penduduk Kabupaten Blitar mencapai 1.122.922 jiwa, terdiri dari penduduk perempuan 560.299 jiwa dan laki – laki 562.623 jiwa.
Potensi Peternakan
Kabupaten Blitar memiliki populasi Ternak Ayam Petelur (Layer) sejumlah ±14.679.500 ekor (empatbelas juta enam ratus tujuh puluh sembilan ribu lima ratus ekor) dengan produksi telur sebanyak ±134.320.362 Kg. Dari data yang ada Kabupaten Blitar Memenuhi 38% Kebutuhan Telur Jawa Timur. Kabupaten Blitar juga Terdapat Kawasan Ternak ( Ternak Unggas , Besar & Kecil) yang dimana Budaya Masyarakat Blitar yang kental akan Peternakan. Hal ini dikarenakan Kondisi Geografis dan Topografis yang mendukung dunia peternakan. Selain itu di tunjang dengan Jaringan Pemasaran Yang Luas, Peranan Asosiasi Pengusaha ternak dalam menstabilkan usaha peternakan serta Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor peternakan yang mengalami peningkatan.
No | Kecamatan | Pakan Ayam Layer | |
1 | Bakung | 0.63% | |
2 | Sutojayan | 0.58% | |
3 | Wates | 0.58% | |
4 | Wonotirto | 0.52% | |
5 | Panggungrejo | 0.32% | |
6 | Binangun | 0.27% | |
7 | Kesamben | 0.59% | |
8 | Selorejo | 0.59% | |
9 | Doko | 0.75% | |
10 | Wlingi | 0.63% | |
11 | Talun | 8.02% | |
12 | Kanigoro | 7.20% | |
13 | Sanankulon | 4.16% | |
14 | Srengat | 13.50% | |
15 | Wonodadi | 9.62% | |
16 | Udanawu | 7.99% | |
17 | Ponggok | 13.61% | |
18 | Nglegok | 5.64% | |
19 | Garum | 5.07% | |
20 | Kademangan | 13.77% | |
21 | Gandusari | 3.57% | |
22 | Selopuro | 2.39% | |
*) diolah dari data populasi ternak |
Pakan unggas di Kabupaten Blitar cukup besar peredaranya tiap tahun hingga angka 806.437,895 Ton/Tahun. Dari pakan yang beredar 79,73% adalah Pakan Ayam Petelur (Layer). Berikut ini Persentase penyebaran untuk pakan Ayam Petelur (Layer) di tiap Kecamatan dapat di Lihat pada Tabel di Bawah ini.
Dari data diatas didapat peredaran pakan Ayam Petelur (Layer) di kabupaten Blitar tertinggi pada daerah Kademangan, Ponggok, dan Srengat. Sedangkan untuk peredaran pakan terendah pada daerah Binangun dan Panggungrejo. Adapun untuk grafik peredaran pakan dapat di lihat bawah ini.
Tidak ada komentar:
Write comments