POTENSI BUDIDAYA TERNAK NON MAINSTREAM

        Ternak, tentunya kata tersebut tidaklah asing di telinga masyarakat dikarenakan ternak sangat bersinggungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Ternak memiliki pengertian yaitu hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian. Ternak dapat diklasifikasikan diantaranya berdasarkan saluran pencernaannya diantaranya ternak ruminansia dan non ruminansia. Ternak ruminansia dapat dibagi lagi berdasarkan ukurannya yaitu ruminansia besar dan ruminansia kecil. Ternak ruminansia besar diantaranya sapi perah, sapi potong, kerbau, sementara ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Ternak non ruminansia diantaranya kuda, babi, kelinci dan unggas.


        Hewan-hewan tersebut diatas merupakan ternak yang sudah biasa dan umum untuk dibudidayakan di masyarakat. Adapun saat ini mulai banyak sekali bermunculan hewan yang selama ini jarang diternakkan bahkan kurang begitu diminati untuk dikembangbiakkan namun saat ini justru menjadi primadona baru bagi masyarakat. Hewan ternak tersebut biasa disebut dengan istilah ternak non mainstream, yang kurang lebih artinya ternak yang tidak umum dipelihara atau tidak biasa dibudidayakan. Hewan-hewan tersebut diantaranya seperti jangkrik, cacing dan maggot.
        Meskipun dahulu kurang popular dan dianggap tidak begitu menjanjikan, namun saat ini justru banyak dicari dan dikembangbiakkan. Budidaya ternak hewan non mainstream ini memiliki kelebihan salah satunya adalah biaya untuk budidaya yang cukup murah, tidak seperti budidaya sapi, kambing maupun ungags seperti ayam petelur dan ayam broiler. Disamping itu, budidaya ternak non mainstream juga memerlukan biaya produksi seperti pakan yang cukup ringan, karena pakan dapat diperoleh dari limbah pertanian, limbah rumah tangga maupun potensi yang ada di lingkungan sekitar. Modal yang kecil, biaya produksi yang murah tentunya membuat budidaya ternak non mainstream ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan.
        Tidak cukup sampai disitu, masih belum banyaknya masyarakat yang berbudidaya ternak non mainstream ini membuat potensi pasar masih sangat terbuka, bahkan dapat dikatakan bahwa permintaan pasar masih jauh lebih besar daripada kemampuan produksi sehingga membuat harga pasar selalu bagus dan berada diatas Harga Pokok Produksi (HPP). Melihat kondisi tersebut jarang sekali ditemui harga pasar yang jatuh terlalu rendah di bawah HPP yang mengakibatkan peternak merugi, kalaupun harga pasar jatuh itu terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Adapun kerugian biasanya lebih diakibatkan karena kegagalan produksi misalnya terserang hama dan predator ataupun gagal panen karena kesalahan dalam manajemen pemeliharaan.
        Saat ini permintaan pasar akan hasil budidaya ternak non mainstream baik itu jangkrik, cacing dan maggot cukup besar. Kondisi ini pula yang mengakibatkan saat ini cukup banyak kemitraan-kemitraan ternak non mainstream tersebut baik berbentuk individu maupun perusahaan bermunculan. Tentunya dengan adanya kemitraan tersebut akan lebih memudahkan bagi pembudidaya untuk menjual produk hasil ternaknya karena sudah tidak perlu lagi memikirkan pasar untuk menjual hasil budidayanya. Kemitraan budidaya ternak non mainstream tak berbeda jauh dengan kemitraan budidaya ternak yang sudah ada seperti kemitraan pada ungags misalnya, karena nantinya untuk keperluan produksi seperti bibit, pakan dan yang lainnya tergantung kesepakatan dan sudah disediakan oleh perusahaan atau inti,serta hasil panen pun nantinya akan dibeli oleh perusahaan atau inti tersebut. Adanya budidaya ternak non mainstream ini diharapkan dapat memberikan warna baru bagi dunia peternakan. Harga yang relatif stabil dan peluang pasar yang masih sangat terbuka tentunya sangat menjajikan bagi masyarakat yang ingin menjadikan budidaya ternak non mainstream ini sebagai usaha utama maupun sekedar usaha sampingan untuk menambah penghasilan.
        Adapun manfaat lain dari budidaya ternak non mainstream ini adalah dapat membantu dalam pengolahan limbah. Hal ini dikarenakan sebagian besar pakan yang digunakan dapat berasal dari berbagai macam limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Limbah yang telah diberikan sebagai pakan pada ternak non mainstream khususnya seperti cacing dan maggot akan diurai dan hasilnya dapat digunakan sebagi pupuk untuk pertanian, tanaman hias maupun tanaman pangan lainnya. Tentunya sangat besar harapan masyarkat agar program budidaya ternak non mainstream ini dapat lebih dikembangkan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat serta membantu dalam pengelolaan lingkungan.

   
Penulis :
Tuhu Aneng Pambudi, S.Pt
NIP. 19860622 201502 1 002
Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar
Editor :
Priya Anugera S, S.Pt

Tidak ada komentar:
Write comments