Selasa, 06 April 2021

PELUANG USAHA KEMITRAAN PULLET



Kebutuhan yang cukup besar akan produk asal hewan dimana salah satunya berupa telur ayam ras yang cukup terjangkau harganya sebagai sumber protein hewani tentunya memerlukan ketersediaan ternak yang memproduksi telur tersebut. Populasi ayam ras petelur sebagai penghasil telur meski sempat mengalami sedikit penurunan akibat pandemic Covid 19 bukan berarti komoditas ternak yang satu ini akan terus berkurang. Masa produksi yang cukup panjang tentunya menjadi salah satu pertimbangan bagi peternak untuk terus melakukan replacement. Kendati sempat mengalami masa sulit di awal pandemi, namun kebutuhan akan produk telur yang masih cukup tinggi tentunya memberi peluang bagi para peternak untuk terus melakukan budidaya ayam ras petelur.

Dalam melanjutkan keberlangsungan usahanya tentunya peternak ayam ras petelur harus melakukan replacement. Replacement dapat dilakukan dengan membeli bibit ayam umur satu hari (DOC) maupun bibit ayam siap telur (pullet) baik umur 13 maupun 16 minggu. Peluang inilah yang akhirnya dilirik oleh beberapa peternak atau pembudidaya untuk membuka usaha penyediaan bibit ayam siap telur yang salah satunya berupa kemitraan.

Ada cukup banyak kemitraan yang berkembang saat ini dengan berbagai variasi model kontrak kerjasama. Inti akan mencari peternak yang memiliki kandang yang tidak digunakan. Kandang yang akan digunakan untuk pembibitan ayam siap telur ini berupa kandang dengan alas panggung maupun litter. Inti akan menyediakan bibit ayam (DOC), pakan, obat-obatan, vaksin dan vitamin, sedangkan peternak pemilik kandang harus menyiapkan kandang beserta sarana produksinya seperti, sekam, pemanas, tempat pakan, tempat minum, listrik, air dan tenaga kerja. Dalam hal manajemen pemeliharaan, manajemen pemberian pakan, manajemen kesehatan dan lain-lain, peternak diwajibkan untuk mengikuti petunjuk atau arahan yang diberikan oleh pihak inti. Peternak juga harus melaporkan secepatnya jika ada kejadian dalam masa pemeliharaan yang tidak sesuai dengan standar yang dibuat oleh pihak inti.

Kerjasama yang dilakukan oleh pihak inti dan peternak cukup bervariasi. Ada yang menggunakan skema bagi hasil, tentunya setelah hasil penjualan dikurangi dengan semua biaya produksi yang kemudian akan dibagi secara persentase. Adapula yang menggunakan mekanisme hitungan ayam yang dipanen dihargai sekian ribu rupiah, namun ada pula yang telah ditetapkan dengan hitungan ayam masuk namun seluruh operasional kandang ditanggung oleh peternak. Bahkan masih ada kemungkinan jika hasil panen bagus peternak akan mendapatkan tambahan penghasilan dihitung berdasarkan persentase ayam yang layak dijual sebagai pullet.

Peternak selaku pemilik kandang pada umumnya merasa cukup nyaman dengan berbagai model kerjasama kemitraan pullet ini, pasalnya hamper sangat kecil sekali peternak akan mengalami kerugian. Meskipun waktu pemeliharaan cukup lama hingga memakan waktu sampai 4 bulan, namun jaminan mendapatkan hasil dari mengikuti kemitraan seolah sudah pasti didapat. Hal ini tentunya berbeda dengan sebelumnya dimana rata-rata peternak pernah mengikuti kemitraan broiler dengan waktu pemeliharaan yang pendek.

Bagi pihak inti tentunya juga sangat menguntungkan Ketika mereka menggandeng peternak selaku pemilik kandang untuk Kerjasama budidaya pullet ini, mengingat pihak inti tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembangunan kandang, operasional kandang dan tenaga kerja serta tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan apabila ada kerusakan kandang karena semua itu tentunya sudah menjadi tanggungan peternak selaku pemilik kandang. Jika harga pasar sedang bagus dan performa pullet maksimal, maka keuntungan pihak inti yang didapat dari penjualan pullet setelah dikurangi biaya produksi ataupun biaya untuk Kerjasama dengan peternak masih terbilang cukup besar. Sedangkan bagi peternak meskipun hasil yang didapat dari Kerjasama dengan pihak inti masih harus dikurangi dengan biaya operasional kandang, namun rata-rata mereka masih memiliki sisa untuk melanjutkan usahanya mengikuti kemitraan pullet. Bahkan tidak jarang peternak yang telah beberapa periode mengikuti kemitraan ini bisa membangun dan menambah kandang baru sehingga populasinya bertambah. Tentunya dengan bertambahnya populasi akan semakin menguntungkan karena hasil yang didapatkan juga akan lebih banyak. Sedangkan bagi pihak inti bertambahnya populasi tentu juga menjadikan keuntungan tersendiri apalagi masih berada di lokasi yang sama sehingga akan mampu mengurangi biaya operasional baik itu transportasi untuk pakan, panen bahkan tenaga vaksinasi dan grading.

Salah satu komitmen yang harus dipenuhi oleh peternak selaku pemilik kandang selain wajib mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh pihak inti adalah harus siap jika selama masa pemeliharaan ada akan banyak sekali kegiatan kandang seperti vaksinasi, potong paruh dan grading dimana pihak peternak harus siap terutama kebutuhan tenaganya. Melihat potensi keuntungan tersebut sangat tidak mengherankan jika banyak peternak yang kemudian beralih mengikuti kemitraan budidaya pullet ini.

Penulis : 
Tuhu Aneng Pambudi, S.Pt
NIP. 198606222 2201502 1 002
Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar
Editor :
Priya Anugera S, S.Pt


Tidak ada komentar:
Write comments